jpnn.com, JAKARTA - Sepanjang 2020, banyak orang tua yang khawatir mendatangi fasilitas kesehatan untuk memberi imunisasi kepada anaknya karena takut terpapar Covid-19.
Hal ini dikhawatirkan membuat anak-anak menjadi rentan tertulari berbagai penyakit, terlebih saat pembelajaran tatap muka secara terbatas yang akan berlangsung pada Juli 2021.
BACA JUGA: Rumah Perwira Polri Diacak-acak Maling, Resmob Bergerak, Dor, Dor
"Kalau sekolah Juli 2021, waspada akan terjadi penularan Covid yang cepat pada anak-anak," kata Sekretaris Satgas Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko dalam diskusi virtual, Jumat (30/4).
Soedjatmiko mengatakan anak-anak yang belum menerima imunisasi secara lengkap tidak memiliki kekebalan yang baik.
BACA JUGA: Program Vaksinasi COVID-19 Diperkirakan Telan Biaya Rp 2.263 Triliun
"Anak-anak yang tidak diimunisasi karena tidak punya kekebalan, mudah sekali tertular," katanya.
Selain Covid 19, kata profesor itu, penyakit menular lainnya seperti difteri dan campak rubella juga mengancam kesehatan anak-anak.
Dia meminta para orang tua untuk tidak khawatir karena petugas medis di puskesmas atau rumah sakit akan menyesuaikan jenis imunisasi dengan usia anak.
"Kalau sudah terlanjur imunisasi tidak lengkap atau tidak pernah, segera dilengkapi," imbau Soedjatmiko.
Menurut Data Surveilans di Kemenkes, imunisasi anak sekolah pada 2020, cakupan campak hanya mencapai 45 persen, Diphteria Tetanus (DT) 40 persen , dan Tetanus Diphteria (TD) juga 40 persen.
Untuk diketahui, target cakupan 80 persen di 401 kabupaten/kota belum tercapai sepenuhnya akibat pandemi COVID-19, hanya 200 kabupaten/kota yang mencapai imunisasi dasar lengkap lebih dari 80 persen. (mcr9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih