Program Vaksinasi COVID-19 Diperkirakan Telan Biaya Rp 2.263 Triliun

Kamis, 29 April 2021 – 23:56 WIB
Ilustrasi, vaksinasi COVID-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Total pengeluaran global untuk vaksin COVID-19 diproyeksikan bakal mencapai USD 157 miliar (sekitar Rp2.263,7 triliun) pada 2025 mendatang. Prediksi tersebut merupakan bagian dari laporan perusahaan data kesehatan Amerika Serikat IQVIA Holdings Inc.

Proyeksi pengeluaran itu didorong oleh program vaksinasi massal yang sedang berlangsung dan suntikan penguat imun yang diharapkan bisa dilakukan setiap dua tahun,

BACA JUGA: Strategi Indonesia Menghadapi Embargo Vaksin Dunia

Merujuk pada laporan yang dirilis Kamis, pembelanjaan vaksin diperkirakan akan menjadi yang tertinggi tahun ini pada angka 54 miliar dolar AS (sekitar Rp778,7 triliun), dengan kampanye vaksinasi besar-besaran yang sedang berlangsung di seluruh dunia.

Kemudian, pengeluaran negara-negara untuk vaksin COVID-19 diperkirakan menurun hingga menjadi 11 miliar dolar AS (sekira Rp158,6 triliun) pada 2025, karena meningkatnya persaingan dan volume vaksin, kata wakil presiden senior IQVIA Murray Aitken.

BACA JUGA: Survei: Vaksin AztraZeneca Bermasalah, Begini Opini Publik Inggris

"Sementara vaksin COVID-19 akan menelan biaya 157 miliar dolar AS selama lima tahun ke depan. Itu adalah harga yang sangat kecil untuk dibayar dibandingkan dengan hilangnya nyawa manusia akibat pandemi," ujar Aitken.

IQVIA, yang menyediakan data dan analitis untuk industri perawatan kesehatan, memperkirakan gelombang pertama vaksinasi COVID-19 akan mencapai sekitar 70 persen dari populasi dunia pada akhir tahun 2022.

BACA JUGA: Jokowi - Xi Jinping Berdiskusi, Stok Vaksin Indonesia Bertambah, Alhamdulillah

Suntikan booster atau penguat kemungkinan akan mengikuti vaksinasi awal setiap dua tahun, berdasarkan data terkini tentang durasi efek vaksin.

Amerika Serikat sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa suntikan penguat akan diperlukan antara sembilan hingga 12 bulan setelah seseorang menerima dosis penuh vaksin COVID-19, kata seorang pejabat Gedung Putih awal bulan ini.

Perusahaan farmasi AS, Pfizer Inc, juga mengatakan suntikan penguat mungkin diperlukan dalam 12 bulan.

Perkiraan pengeluaran untuk vaksin COVID-19 mewakili dua persen dari perkiraan sekitar 7 triliun dolar AS (sekira Rp100.947,3 triliun) untuk semua obat yang diresepkan bagi pasien selama periode waktu itu, kata IQVIA.

Tidak termasuk biaya vaksin COVID-19, pengeluaran obat secara keseluruhan diperkirakan lebih rendah 68 miliar dolar AS (sekitar Rp980,6 triliun) selama enam tahun dari 2020 hingga 2025 --jika dibandingkan dengan kondisi dunia tanpa pandemi.

Laporan itu juga menyebut bahwa pandemi menyebabkan gangguan besar pada kunjungan dokter serta prosedur dan penggunaan obat-obatan, yang menyebabkan penimbunan beberapa obat di masa-masa awal dan kemudian kembali ke tren yang lebih normal. (ant/dil/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler