jpnn.com - Kehidupan politikus PSI Milly Ratudian Purbasari tadinya sangat jauh dari politik. Bahkan dia awalnya punya persepsi sangat negatif mengenai dunia politik dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.
“Dalam anggapan saya, di politik, kebanyakan orang haus akan kekuasaan saja," ujar Milly dalam keterangan pers yang diterima JPNN, Sabtu (21/7).
BACA JUGA: Nayyab Ali, Transgender Nekat Nyaleg di Negeri Pembenci LGBT
Lulusan Universitas Parahyangan ini awalnya adalah seorang arsitek sukses. Dia menjabat sebagai manajer layanan teknis dan arsitek korporat Golden Tulip dan Tauzia Hotel Management saat usianya belum 30 tahun.
Sibuk dengan karier profesional tidak lekas membuat Milly jauh dari aktivitas sosial. Dia tercatat pernah bergabung dalam gerakan “Save Babakan Siliwangi di Bandung.
BACA JUGA: Diprediksi Tak Lolos ke Senayan, Begini Reaksi PAN
Indonesia Berkebun juga merupakan komunitas yang bantu membangun. Kemudian menjadi relawan di Komunitas Keluarga Kita yang turut aktif mengadakan kelas parenting di Jakarta.
Aktivismenya bersama komunitas-komunitas tersebut akhirnya sedikit mengubah cara pandang Milly tentang politik. Ibu dua anak ini merasa perlu masuk ke dalam sistem untuk melakukan perubahan. Namun, baru setelah PSI lahir dia akhirnya memutuskan untuk terjun ke dalam arena politik praktis.
BACA JUGA: Survei: DPR 2019-2024 Milik Pendukung Jokowi
“Saya sangat antikorupsi. PSI jelas mengembangkan misi itu. Saya juga melihat PSI membawa cara baru dalam politik. Buat saya, ini bisa membawa perubahan di perpolitikan Indonesia,” kata perempuan kelahiran Bandung pada 1984 ini.
Milly mengaku ingin melakukan perbaikan melalui dunia pendidikan. Bagi dia, selama ini korupsi dan intoleransi menjadi akar permasalahan yang menghambat kemajuan Indonesia di berbagai bidang, khususnya pendidikan. Untuk itu dia ingin memperjuangkan pendidikan yang berkualitas dan setara di Indonesia.
Keputusan Milly maju politik pun mendapat dukungan dari sahabatnya yang juga sudah lebih dulu berada di Senayan, Meutya Hafid.
“Saya kaget Milly masuk politik, karena saya tahu dia sangat profesional, juga sangat idealis. Sebuah kombinasi yang jarang di politik. Apalagia dia perempuan. Tapi politik memerlukan Milly, yang tidak hanya mewakili perempuan tetapi juga perspektif dari anak muda,” ujar Meutya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN Targetkan Perolehan Kursi Naik Enam Kali Lipat
Redaktur & Reporter : Adil