Incar Wisman Timur Tengah, Kemenpar Gelar NSPK

Rabu, 22 Juni 2016 – 14:35 WIB
Managing Director Indonesia Ogilvy Public Relations and Pulse Communications Head of Corporate Communications and Business Development for The Ogilvy Group, Marianne Admartine dalam acara Kemenpar di Novotel, Jakarta. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pariwisata terus menggenjot dan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara untuk masuk ke Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan merumuskan kebijakan agar bisa dilaksanakan dengan baik untuk Pariwisata Indonesia.

Nah, untuk menyamakan satu visi dan misi di kementerian di bawah komando Arief Yahya itu, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika (ETTAA) bakal menggelar kegiatan penyusunan rumusan kebijakan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang akan dilaksanakan di Hotel Novotel Jakarta dari tanggal 21 hingga 23 Juni 2016, Jakarta.

BACA JUGA: Kenali, 8 Tanda Anda Mengonsumsi Terlalu Banyak Gula

"Terutama rumusan pedoman pencapaian target wisatawan khususnya pasar Timur Tengah, kami akan berdiskusi lebih detail dan untuk penyusunan pedoman strategi pencapaiannya,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika Kemenpar, Nia Niscaya.

Mengapa pasar Timur Tengah menjadi fokus di NSPK? Kata Nia, Timteng masuk ke dalam fokus pasar tapi dalam kategori region bukan per negara. Lantas yang kedua, masih kata Nia, penduduk di Timteng pada beberapa negara sangat didominasi expatriate dan penduduk lokal sehingga diperlukan strategi untuk menggarap segmen ini.

BACA JUGA: Ternyata, Minyak Kelapa Kaya Manfaat

"Di antara negara Timteng, jumlah wisman terbesar adalah dari Saudi Arabia yakni sebanyak 80 persen sementara di Saudi untuk melakukan aktivitas promosi beda dengan di negara Timteng lainnya. Misalnya untuk membuat acara sales mission jika ada laki-laki dan perempuan dalam suatu ruangan maka perlu izin khusus dari otoritas setempat, persoalan visa juga sudah  beda, yang mudah visa umroh tapi tidak bisa untuk di luar umroh jika  pakai visa bisnis. Selain itu, dari sisi cost juga sangat mahal,” beber wanita yang asli Bandung itu.

Lebih lanjut Nia mengatakan, untuk itu pihaknya mengundang seluruh internal Kemenpar dari setiap bagian mengirimkan tiga wakilnya untuk menghadiri acara yang dimaksud. ”Kami di acara itu nantinya akan membahas penyusunan norma, standard, pedoman dan kriteria pedoman pencapaian target yang kami canangkan,” ujar wanita berhijab itu.

BACA JUGA: Kembalikan Gigi yang Hilang dengan Implan Tanpa Pembedahan

Nia mengatakan, pihaknya akan mempersiapkan beberapa nara sumber yang sudah ternama dengan kredibilitas tinggi serta tentunya tema dan uraian yang penting bagi pariwisata nasional. Dalam paparannya, pembicara yang akan hadir adalah, Yudi Rifajantoro yang akan membawakan bahasan uraian performansi Wisman ETTAA ke Indonesia dari sudut akseslibilitas.

Selain itu, Samsriyono Nugroho juga akan memberikan ilmunya dengan tema perkembangan wisatawan wilayah ETTAA ke Indonesia dengan pendekatan DOT dan Dash Board.  Sedangkan di hari kedua, akan ada nara sumber dari Ogilvy yang akan menjelaskan penerapan aktivasi pemasaran 360 di Pasar Timur Tengah. 

Selain itu, Adi Satria dari Accor juga akan menjadi pembicara dengan tema penerapan strategi marketing mix untuk pencapaian target Wisman ke Timur Tengah ke Indonesia.

Mengapa memilih pembicara dari Ogilvy ? Nia memaparkan, itu karena belum dilakukan kajian 360 degree (derajat) aktivasi pemasaran baku Timteng.  ”Sementara untuk pasar lainnya sudah mulai dilakukan oleh ogilvy selaku konsultan pemenang kegiatan PR-ing pariwisata Indonesia. Sementara kenapa dari Accor group, karena sudah ada MOU antara Kemenpar dengan Accor selaku Hotel Chain internasional sementara chain hotel lainnya blm ada yg mengajukan MOU dengan kami,” tutur Nia.

Sekadar informasi, Asdep ETTAA sudah bekerjasama dengan accor untuk menggarap pasar Saudi Arabia dan UAE sejak Nov 2015 yang dimulai dengan sales mission di Saudi, sales call ke retailers Saudi sehingga Kemenpar dizinkan menaruh banner pariwisata Indonesia di kantor-kantor travel agent di Saudi Arabia.

Lebih lanjut Nia mengatakan, Accor juga melaksanakan famtrip dengan pemilihan peserta yang tepat oleh Accor di Timteng dan Accor menyiapkan kamar free bagi peserta famtrip sementara kemenpar menyiapkan land arrangement.
”Selain itu mengapa mengundang staf khusus menteri bidang infrastruktur pariwisata dan IT pariwisata, itu karena belum ada kajian dari konsultan PR maka ingin melihat dari big data dan aksesibilitas. Hal itu salah satu penting untuk melihat sebaiknya siapa yang  perlu diajak kerjasama untuk mencapai kunjungan wisman. Nah, dari hal-hal tersebut akan disusun menjadi pedoman bersama biro hukum dan diharapkan bisa menjadi template bagi strategi pencapain target di masing-masing pasar,” tandas Nia.

Menpar Arief Yahya menyebut destinasi halal sudah makin berkembang dengan penuh kesadaran di tanah air. Lombok sudah semakin mantap dengan positioning halal tourism, dan halal destination. "Lalu disusul Sumatera Barat yang sudah mendapatkan komitmen dari CEO-nya, atau Gubernurnya. Aceh juga sudah mulai konsisten dengan berbagai atraksi dan event yang menjurus pada Halal Tourism," kata Arief.

Ketika promosi dan sales mission berlangsung cepat di originasi Timur Tengah, maka destinasinya atau produknya harus diperbaiki, dibenahi. Yang memiliki destinasi adalah Pemda, karena merekalah yang akan menerima turis dengan serangkaian manfaat ekonomisnya. 

"Di sinilah dibutuhkan Indonesia Incorporated, kerja bareng, bersama-sama membangun pariwisata sesuai dengan porsinya. Ketika ini dilakukan secara simultan, maka potensi untuk sukses tidak akan terbendung," sebut Menpar. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuk Cegah Hipertensi!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler