INCCA dan Asperapi Minta Menteri Pariwisata dari Profesional yang Paham MICE

Kamis, 17 Oktober 2024 – 22:39 WIB
Layang-layang menghiasi langit dalam acara Jogja International Kite Festival (JIKF) tahun lalu. Foto: Dinas Pariwisata DIY

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) dan Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) meminta pemerintah agar Menteri Pariwisata yang akan dilantik pada 20 Oktober 2024, dari kalangan profesional yang memahami industri Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE).

Dalam surat terbuka kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto, kedua asosiasi itu menegaskan bahwa pemahaman mendalam tentang sektor MICE sangat krusial dalam mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi nasional.

BACA JUGA: INCCA Optimistis Industri MICE Memelesat di Era Prabowo Subianto

Mereka menekankan pentingnya Menteri Pariwisata yang mampu menggerakkan sektor MICE secara efektif, karena segmen ini dinilai lebih berkualitas dibandingkan dengan pariwisata massal.

“MICE memiliki potensi besar untuk menarik pertemuan internasional, pameran, dan event-event korporasi global yang dapat membawa dampak ekonomi signifikan bagi Indonesia,” ungkap Iqbal Alan Abdullah, Ketua Umum DPP INCCA dalam keterangannya, Kamis (17/10).

BACA JUGA: Cara Asperapi Bangkitkan Industri Pameran dan MICE

Kedua asosiasi menyoroti perbandingan pencapaian sektor pariwisata Indonesia dengan negara tetangga. Pada 2019, Indonesia hanya berhasil menarik 16 juta wisatawan mancanegara, jauh di bawah Thailand dengan 40 juta kunjungan dan Malaysia dengan 26 juta.

Mereka meyakini bahwa peningkatan jumlah wisatawan, khususnya di sektor MICE, dapat dilakukan melalui pengembangan destinasi selain Bali, guna menghindari masalah overtourism di masa depan.

BACA JUGA: INCCA Yakin Industri MICE dan Special Event Cerah di Bawah Pemerintahaan Prabowo

Ketua Umum DPP Asperapi Hosea Andreas Runkat menambahkan, pemerintah perlu lebih serius dalam mengembangkan industri MICE untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, investasi, dan perdagangan.

“MICE bukan hanya tentang wisata, tetapi juga menjadi pendorong utama dalam menggerakkan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan infrastruktur,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan bahwa wisatawan MICE memiliki tingkat pengeluaran harian yang jauh lebih tinggi dibandingkan wisatawan rekreasi.

Industri MICE di Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga. Berdasarkan data International Congress and Convention Association (ICCA) 2023, Indonesia berada di peringkat 40 dunia dalam penyelenggaraan event MICE, di bawah Malaysia (peringkat 33), Thailand (26), dan Singapura (21).

Untuk itu, Asperapi dan INCCA berharap agar pemerintah dapat memperkuat sektor ini dengan memberikan perhatian lebih besar pada pengembangan destinasi MICE di berbagai daerah.

Dengan potensi besar yang dimiliki industri MICE, kedua asosiasi optimis bahwa dengan penunjukan Menteri Pariwisata yang tepat, Indonesia dapat lebih berdaya saing di tingkat internasional.

Mereka berharap pemerintah ke depan lebih melibatkan asosiasi-asosiasi terkait dalam merumuskan kebijakan untuk mengembangkan sektor pariwisata, khususnya MICE, demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler