INCCA Optimistis Industri MICE Memelesat di Era Prabowo Subianto

Kamis, 22 Agustus 2024 – 09:53 WIB
Ilustrasi - Presiden terpillih Pemilu 2024 Prabowo Subianto dan Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri dan kepala lembaga maupun BUMN di era pemerintahan baru Prabowo-Gibran, didorong proaktif memanfaatkan keanggotaan Indonesia di organisasi internasional (OI) antarpemerintah untuk menarik lebih banyak pertemuan internasional ke Indonesia. 

Menurut Ketua Umum DPP Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Dr Iqbal Alan Abdullah, MSc, CMMC., Indonesia sebagai tuan rumah event pertemuan internasional atau MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) akan memberikan banyak dampak positif bagi ekonomi. 

BACA JUGA: INCCA Yakin Industri MICE dan Special Event Cerah di Bawah Pemerintahaan Prabowo

Berdasarkan data, pada 2021 diketahui Indonesia menjadi anggota pada 200 organisasi internasional antarpemerintah yang diampu 49 kementerian/lembaga selaku instansi penjuru, seperti pada PBB, ASEAN, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan lainnya.

Indonesia punya keanggotaan ratusan organisasi internasional dan setiap tahun pemerintah membayar iuran keanggotaan yang cukup mahal. 

BACA JUGA: MICE Dianggap Sama dengan Tisu NICE, PT The Univenus Ambil Tindakan Tegas

"Itu harus dimanfaatkan optimal untuk mendukung  diplomasi multilateral dan pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif sekaligus mendapatkan benefit baru bagi ekonomi, lapangan kerja, kebudayaan, kerja sama, pasar baru, dan lainnya,” kata Iqbal Alan, dalam keterangannya, Kamis (22/8). 

Jika setiap kementerian atau lembaga selaku instansi penjuru mampu menarik dua saja pertemuan internasional diselenggarakan di Indonesia, lanjutnya, maka kita sudah punya 400 kegiatan pertemuan internasional di Indonesia dalam satu tahun. Belum lagi swasta dan NGO

BACA JUGA: Kemenparekraf Dorong Pelaku Usaha Terapkan Sustainable MICE Event

"Coba bayangkan berapa besar dampak positifnya bagi kita, ekonomi, tenaga kerja, devisa, dan lainnya. Itu juga sebabnya saya yakin era Prabowo Subianto nanti industri MICE kita akan meningkat," sambungnya.

Instansi Penjuru sendiri adalah lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, atau lembaga nonstruktural yang menjadi narahubung utama antara pemerintah Indonesia dengan organisasi internasional.

Demi memperkuat relasi Indonesia dengan berbagai organisasi internasional, Iqbal bahkan menyarankan agar pemerintah ke depan mendorong makin banyak organisasi internasional yang berafiliasi dengan asosiasi di Indonesia, baik itu asosiasi profesi, NGO dan lainnya, yang dapat dibantu melalui pemberian kemudahan berupa pembiayaan iuran yang dibayarkan pemerintah melalui instansi pengampu atau Instansi Penjurunya.

Dijelaskan,  berbagai jenis pertemuan bisa dimanfaatkan oleh Instansi Penjuru, yang tidak terbatas hanya pada pertemuan annual, conference atau congress 4-5 tahunan, tetapi bisa bentuk lain yang jumlahnya cukup besar seperti pertemuan regional, pelatihan, rapat kerja dan lainnya. 

"Jadi, Pak Presiden terpilih nanti bisa mendorong para menteri atau kepala lembaga sebagai pengampu organisasi internasional untuk proaktif melakukan lobi agar organisasi internasional dilakukan di Indonesia, " terang Iqbal. 

Wakil Ketua The Asian Federation of Exhibition and Convention Associations (AFECA) selama tiga periode itu menambahkan membangkitkan wisata MICE merupakan bagian dari strategi pengembangan ekonomi, perdagangan,investasi dan pariwisata serta manfaat lain sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2019 tentang Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada Organisasi Internasional.

Presiden terpilih Prabowo Subianto pun terakhir ini tampak mulai aktif menjalankan berbagai pertemuan dengan para petinggi dunia dalam kerangka diplomasi  ekonomi, perdagangan, industri, pertahanan dan keamanan.

"Pertemuan ini merupakan sinyal yang sangat positif, dimana ke depan konferensi internasional ini bisa menjadi pintu diplomasi perdagangan, investasi dan lainnya yang membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya di fora internasional," ucapnya.

Bukan hanya di sektor organisasi antarpemerintah, peluang besar juga ada pada asosiasi-asosiasi internasional,seperti asosiasi profesi hingga non-governmental organization (NGO) yang peluangnya juga sangat besar untuk diselenggarakan pertemuan mereka di Indonesia.

Iqbal menjelaskan asosiasi internasional ini sangat banyak jenisnya. Untuk medis saja ada banyak asosiasi profesi yang terpisah, mulai gigi, anestesi, tulang, mata, paru, jiwa, forensik, bedah plastik dan lainnya.

Asosiasi-asosiasi ini juga harus didorong agar Indonesia aktif, bahkan bisa duduk di dewan atau komisi eksekutif asosiasi sehingga bisa berperan dalam pengambilan keputusan asosiasi, dan nanti berjuang membawa pertemuan asosiasinya ke Indonesia. 

"Dalam hal ini pemerintah perlu juga mempersiapkan insentif," sambung Iqbal lagi.

Data Union of International Association (UIA) menunjukkan ada 75 ribu organisasi internasional, di.mana 42 ribu di antaranya merupakan organisasi aktif, meliputi organisasi antarpemerintah (IGO) dan organisasi nonpemerintah internasional (INGO). (esy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... SewaVenue Tawarkan Kemudahan Akses untuk Para Pelaku MICE


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
INCCA   MICE   Prabowo Subianto   NGO  

Terpopuler