jpnn.com - ILLICA - Bendera Italia masih berkibar setengah tiang di pelosok negeri, menyusul duka atas bencana gempa 6,2 SR yang melanda Negeri Piza, Rabu (24/8). Hingga Jumat (26/8) malam WIB, setidaknya 267 korban dilaporkan tewas.
Daerah Illica menjadi salah satu wilayah yang terguncang. Namun di desa kecil itu, solidaritas antara korban yang selamat dan para tim relawan sangat kental terasa.
BACA JUGA: Wakil Mendagri Dilecehkan, Disiksa, Dipukuli Sampai Mati
Bukan rahasia lagi, Italia cukup dikenal dengan koki-koki hebat yang disegani di pentas masak memasak seantero dunia. Nah, seperti dilaporkan AFP, sejumlah ahli masak tersebut bergabung bersama tim relawan, untuk memberikan arti baru pada istilah kenyamanan makanan di daerah penampungan korban gempa.
Para relawan dari federasi koki Italia, sengaja mengeluarkan kemampuan mereka dengan begitu ikhlas, untuk memberikan menu-menu hebat kepada para korban gempa yang selamat.
BACA JUGA: Dua Bombardier Malaysia Siap Bantu Indonesia
Hhmmm...betapa indahnya. Di tengah duka pengungsi, mereka bisa melahap masakan lezat buatan koki hebat. Setidaknya, derita terobati sementara.
"Para juru masak yang sangat baik. Indahnya. Sepiring pasta hangat dan kacang yang enak di situasi seperti ini," ujar salah seorang korban gempa, Silvia Micozzi (28).
BACA JUGA: Baaar! Jet Tempur Jatuh ke Sawah, Pilotnya Tewas
Para koki dan relawan mempersiapkan makanan di meja-meja panjang. Suasana di tempat pengungsian, mungkin sesaat seperti di sebuah tempat nan layak untuk menikmati kebahagiaan makan malam hangat bersama keluarga.
Banyak korban gempa yang mengaku momen langka ini seperti relaksasi di saat nasib mereka sesungguhnya sedang 'terbalik'. "Mereka memberikan apa yang kami butuhkan. Hal ini juga sangat terorganisasi dengan baik, ini mengharukan, karena semua yang mereka lakukan berarti banyak buat kami," imbuh Micozzi.
Pimpinan tim gawat darurat di lokasi itu, Roberto Rosati mengatakan, mereka berusaha untuk memberikan yang terbaik nan mereka bisa. Termasuk makanan bergizi, dan kenyamanan di tempat pengungsian sementara.
"Di sini sedikit dingin, jadi kami akan membuat sup dengan kacang dan sedikit rempah-rempah," katanya.
Rosati cukup berpengalaman dalam tugasnya. Saat gempa di L'Aquila tahun 2009, gempa Emilia-Romagna 2012 dan banjir Campania tahun lalu, Rosati juga bertugas di tim operasi darurat.
"Kami akan berusaha menyajikan makanan yang lebih baik. Peralatan yang lebih canggih sudah kami atur. Untuk saat ini, istilahnya..kami akan membuat lapangan ini menjadi dapur. Bukan sekadar membuat dapur di lapangan," tandas Rosati. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesian Street Menapak di Bukit Bintang Kuala Lumpur
Redaktur : Tim Redaksi