INDEF dan KTNA Tolak Impor Beras, Begini Alasannya

Sabtu, 06 Maret 2021 – 11:16 WIB
Stok beras di Pasar Induk Beras. Foto/Ilustrasi: dok. Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indef Ahmad Tauhid menyayangkan kebijakan impor beras satu juta ton yang sudah dialokasikan melalui perum Bulog.

Menurut Tauhid, kebijakan itu lambat laun akan menghancurkan kondisi harga di tingkat petani yang kini sedang berjuang meningkatkan produksi. Apalagi awal tahun ini Indonesia akan menghadapi musim panen tahunan yang berlangsung pada pertengahan Maret mendatang.

BACA JUGA: Pemerintah Mengimpor Beras Saat Musim Panen, Seorang Petani Bereaksi Begini

“Masa panen diperkirakan mencapai 8,7 juta ton GKG (gabah kering giling). Begitu juga dengan bulan April yang mencapai 8,59 juta ton GKG. Kalau impor beras sekarang ini dilakukan maka tentu saja akan menghancurkan harga di tingkat petani,” kata Tauhid, Jumat, 5 Maret 2021.

Tauhid menerangkan jika mengacu pada kebutuhan tahun 2020 maka kebutuhan beras nasional tahun 2021 diperkirakan mencapai 31-32 juta ton dengan produksi dalam negeri sebesar 30 juta ton. Angka ini masih ditambah dengan sisa stok beras Desember 2020 yang mencapai 6 juta ton.

BACA JUGA: Bulog Serap Beras Medium untuk 2021, Mulai dari Aceh

Dengan hitungan tersebut, lanjut Tauhid, ketersediaan beras nasional diperkirakan mencapai 36 juta ton, sehingga masih ada kelebihan beras sekitar 4-5 juta ton.

"Kecuali tahun 2021 kita menghadapi gagal panen yang luar biasa sehingga anjlok produksi beras kita. Jadi menurut saya impor beras tidak perlu dilakukan," katanya.

BACA JUGA: Kementan Terus Mengawal Masa Panen Padi di Semua Wilayah Indonesia

Oleh karena itu, Tauhid meminta pemerintah, dalam hal ini Perum Bulog untuk melakukan pembelian padi secara besar-besaran, sehingga kedaulatan pangan nasional tidak terganggu oleh sebuah kebijakan bernama importasi.

"Apalagi disampaikan beberapa waktu oleh Pak Presiden bahwa kita harus mengutamakan produk dalam negeri," katanya.

Senada dengan Tauhid, Wakil Sekjen Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Zul Herman menyayangkan kebijakan impor yang dilakukan.

Menurut dia, kebijakan ini sudah membuat gaduh para petani yang sedang berjuang menegakkan kedaulatan pangan.

Zul menyatakan tidak perlu impor beras karena bulan Maret ini akan ada panen raya. Dia menilai Bulog dan Kemendag tidak melihat data pertanian ini.

“Jadi menurut hemat saya untuk Bulog dapat menyerap hasil panen petani terlebih dahulu sebelum mengeluarkan permohonan impor beras,” tutupnya.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan   impor beras   Kemendag   Bulog   KTNA   Indef   petani   panen raya  

Terpopuler