jpnn.com, JAKARTA - Lembaga kajian ekonomi dan keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meramalkan ekonomi Indonesia akan turun 0,014 persen akibat perang Rusia dan Ukraina.
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef Rizal Taufikurahman menilai perang kedua negara itu mengakibatkan transmisi kenaikan harga minyak yang pada akhirnya akan mendorong terjadinya inflasi.
BACA JUGA: Begini Risiko Pemindahan IKN, Indef Minta Hal Ini Diperhatikan
"Terutama inflasi harga bergejolak karena beberapa komoditas," kata Rizal dalam Diskusi Publik secara daring di Jakarta, Rabu (2/3).
Dia menyebutkan saat ini gejolak harga pun sudah terasa, terutama untuk komoditas minyak, gas, dan daging.
BACA JUGA: Indef Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2021 Sulit Tercapai
Selain itu, ada kemungkinan kenaikan harga komoditas pokok seiring dengan datangnya Ramadan.
"Apalagi ini masih di tengah pandemi, sehingga akan ada penurunan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek," ujarnya.
BACA JUGA: Awas! Jangan Sepelekan Dampak Perang Rusia-Ukraina Bagi Indonesia
Rizal memperkirakan harga minyak akan naik hingga 1,14 persen akibat ketidakpastian konflik Rusia dan Ukraina.
"Kemungkinan harga komoditas lainnya akan mengikuti seiring dengan vitalnya peran minyak di seluruh sektor perekonomian," beber Rizal.
Adapun kenaikan harga komoditas lainnya yang akan mengikuti seperti daging yang diprediksikan naik hingga 0,07 persen, ekstraksi (gas dan listrik) 0,19 persen, pangan 0,05 persen, makanan olahan 0,08 persen, serta transportasi dan komunikasi 0,1 persen.
Oleh karena itu, dia berpesan agar pemerintah bisa segera mengantisipasi kemungkinan kenaikan harga berbagai komoditas dalam jangka pendek tersebut.
"Apalagi kita belum mengetahui perang ini akan terjadi sampai kapan dan berapa lama," tutur Rizal.
Kendati demikian, penurunan akibat perang Rusia-Ukraina tak terlalu dalam jika dibandingkan dengan negara lain seperti Tiongkok yang akan turun sekitar 0,022 persen dan Amerika Serikat 0,023 persen. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia