jpnn.com - JAKARTA - Akhir pekan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), berhasil membangun pondasi kuat setelah menguat 1,562 persen ke level 5.028,946. Modal berharga untuk menyambut awal pekan yang akan diwarnai pengambilan sumpah presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan akhir pekan kemarin pelaku pasar kembali antusias mengakumulasi saham-saham yang sehari sebelumnya melemah maupun beberapa saham yang masih menyimpan potensi kenaikan.
BACA JUGA: Kuota Ditambah, Pupuk Tetap Langka
"Laju IHSG mendapat angin segar setelah merespon pernyataan salah satu Kepala The Fed, St. Louis, yang menyampaikan masih diperlukannya program pembelian obligasi atau pemberian stimulus bagi ekonomi AS (Amerika Serikat) untuk mengatasi rendahnya inflasi dan rilis kenaikan manufacturing dan industrial production yang dibarengi penurunan initial jobless claims," ulasnya, Minggu (19/10).
Di sisi lain, laju IHSG secara kebetulan juga mendapat sentimen positif dari obligasi yang bergerak menguat dan ditambah lagi dengan positifnya pertemuan Jokowi dengan Prabowo yang dinilai dapat mencairkan ketegangan politik saat ini.
BACA JUGA: Jayabaya Jakarta - Malang Lewat Jalur Utara
IHSG awal pekan ini diliputi sentimen positif dan membuatnya berpeluang melanjutkan kenaikan. Reza berharap sentimen politik benar-benar positif terutama terkait momen pelantikan Jokowi-JK yang akan berlangsung hari ini. "Tetapi diharapkan penguatan yang terjadi tidak langsung dimanfaatkan untuk profit taking agar peluang kenaikan IHSG dapat berlanjut," harapnya.
Terlebih bursa saham AS akhir pekan kemarin mampu menguat cukup signifikan; indeks S&P 500 menguat 1,29 persen ke level 1.886,76. Indeks Dow Jones melesat 1,63 persen ke level 16.380,41, dan indeks Nasdaq naik 0,97 persen ke level 4.258,44.
BACA JUGA: Mooryati: Pengusaha Punya Tekad, Bukan Ikut Tren
Bursa saham AS mampu menguat ditopang sejumlah sentimen positif di akhir pekan. Mulai dari rilis kinerja di atas estimasi beberapa emiten, masih adanya imbas pernyataan salah satu Kepala The Fed terkait masih diperlukannya program pembelian obligasi atau pemberian stimulus bagi ekonomi AS; hingga kenaikan data-data ekonomi yang dirilis antara lain positifnya rilis building permits, housing starts, dan consumer sentiment.
Maka pada awal pekan ini Reza memerkirakan IHSG akan bergerak di rentang support 4.950-4.988 dan resistance 5.032-5.055. Secara teknikal, menurutnya, MACD kembali mencoba golden cross dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William"s %R kembali naik. "Laju IHSG mampu bertahan di atas kisaran target support (4.920 " 4.932) dan melewati target resistance (4.955 " 4.981).
Berbeda dengan IHSG, nilai tukar Rupiah akhir pekan kemarin berbalik melemah setelah terimbas pelemahan mata uang Rubel Rusia yang memengaruhi pergerakan di sejumlah negara emerging market, termasuk Indonesia. "Pelemahan Rubel dipicu penurunan credit rating Rusia dari Moody"s Investors Service. Di sisi lain, masih melemahnya laju Euro dan kembali turunnya Yen setelah beredar spekulasi BoJ (Bank of Japan) akan menambah stimulus juga turut memengaruhi penurunan Rupiah," terangnya.
Laju Rupiah di bawah level support 12.215. Penguatan Rupiah menurutnya belum mampu mengonfirmasi penguatan lanjutan seiring masih variatifnya sentimen yang ada dan masih menyimpan potensi pelemahan. (gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingatkan Pengusaha tak Mengutang ke Rentenir
Redaktur : Tim Redaksi