jpnn.com - JAKARTA - Berembusnya kembali kabar pengurangan stimulus moneter (tapering off quantitative easing/QE) oleh Bank Sentral AS memaksa indeks saham terkoreksi berturut-turut sejak akhir pekan lalu. Pada awal pekan ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot 86,90 poin (-1,86 persen) ke level 4.583,82. Saham emiten terlikuid (LQ45) juga ikut menukik 19,86 poin (-2,5 persen) ke posisi 773,93.
Head of Research Trust Securities Reza Priyambada mengatakan aksi ambil untung olehn investor pasca euforia kini masih berlangsung. Apalagi, hal itu diperparah dengan laju nilai tukar rupiah yang masih lemah, serta indeks regional seperti Hang Seng Hong Kong yang kembali ke zona merah. "Memang kemarin (23/9), asing kembali masuk pasar dan mencatatkan net buy (beli bersih) jelang akhir sesi terakhir. Namun hal itu kurang mampu mengangkat IHSG dari koreksi," ungkapnya.
BACA JUGA: Libatkan BPKP, Perundingan Inalum Masih Alot
Saham-saham yang menjadi pemberat lanjut IHSG mayoritas yang memiliki permodalan pasar yang besar, seperti CPIN (-15,5 persen), BBRI (-4,8 persen), ASII (-2,8 persen), BBCA (-2,8 persen) dan BMRI (-3,2 persen). Secara sektoral, mayoritas indeks juga melemah. Misalnya sektor industri dasar yang terkoreksi paling dalam sebesar 4,42 persen. Sementara sektor keuangan dan aneka industri masing-masing turun 2,9 persen dan 2,4 persen. "Satu-satunya sektor yang masih positif beberapa hari belakangan adalah konsumer. Yakni naik tipis 0,13 persen," terangnya.
Kondisi koreksi ini dimungkinkan masih akan terus terjadi, mengingat sengatan bursa saham New York yang diprediksi memperpanjang laju negatifnya. "Ini karena ada sentimen petinggi The Fed, bahwa pengurangan stimulus dipastikan pada Oktober. Kecuali kalau ada rilis Chicago Fed National Index ditanggapi positif," paparnya.
BACA JUGA: SBY Pilih Nama Bali Mandara
Ia memprediksi pada perdagangan Selasa (24/9), IHSG bergerak pada kisaran support 4.495-4.520 dan resistance 4.575-4.585. Saat ini, posisi grafis RSI, William's %R, dan Stochastic kembali downreversal. "Potensi pelemahan lanjutan dapat terjadi. Apalagi masih ada utang gap 4.505-4.512," jelasnya.
Equity Analyst PT Sinarmas Sekuritas Christandi Reza Mihardja mengatakan, peluang IHSG untuk rebound hari ini cukup kecil. "Justru akan bergerak melemah di kisaran 4.530-4.600," ungkapnya.
BACA JUGA: Sidang Kartel Bawang Putih Tertunda
Beberapa data yang mempengaruhi pergerakan IHSG antara lain data PMI Amerika yang diperkirakan menguat ke level 54,2 dari 53,1 pada bulan sebelumnya. Selain itu, permasalahan debt-ceiling di AS diperkirakan masih akan menimbulkan ketidakpastian di market dalam jangka waktu menengah. (gal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Butuh Genjot Pembangunan Jalan Luar Jawa
Redaktur : Tim Redaksi