India Tuding Intel Pakistan di Balik Bom Bunuh Diri

Rabu, 20 Februari 2019 – 19:28 WIB
Demonstran membakar bendera Pakistan dan gambar PM Imran Khan di Patna, India, Jumat (15/2). Foto: PTI

jpnn.com, KASHMIR - Insiden bom bunuh diri yang menewaskan 40 tentara India di Pulwama, Negara Bagian Kashmir, membuat hubungan India dan Pakistan memanas. Pemerintah India mulai mengancam Pakistan dan menuduh badan intelijen negeri itu sebagai otak serangan. Sebaliknya, Pakistan menantang India untuk membuktikan semua tuduhan tersebut.

BACA JUGA: 44 Tentara India Tewas Dibom, Pakistan Jadi Sasaran Kemarahan

BACA JUGA: Bawa Rp 284 Triliun, Pangeran MBS Disambut Bak Raja di Pakistan

Perdana Menteri India Narendra Modi sudah memberikan kebebasan terhadap militer di wilayah Kashmir yang berbatasan dengan Pakistan. Dekrit itu dikeluarkan karena tekanan dari rakyat India yang marah besar. Apalagi, Modi harus menghadapi pemilu Mei nanti.

Akhirnya, terjadilah baku tembak antara tentara India dan anggota kelompok militan Jaish-e-Mohammad (JeM) Senin (18/2). Pertempuran itu bertahan selama 17 jam sebelum tiga anggota JeM tewas. Namun, empat tentara India, seorang polisi, dan seorang warga sipil juga meninggal.

BACA JUGA: India Murka, Pakistan Tarik Duta Besar

''Mereka pasti unggul karena di wilayah sendiri. Sedangkan personel kami ada di tempat terbuka,'' ujar Rajendra Kumar, mantan direktur jenderal kepolisian di Jammu dan Kashmir, dilansir Reuters.

Adu senjata itu dikhawatirkan tak akan jadi yang terakhir. Letjen Kanwal Jeet Singh Dhillon memberikan peringatan kepada anggota JeM agar segera menyerah. Menurut dia, semua yang melawan dalam operasi tersebut akan dimusnahkan.

BACA JUGA: 44 Tentara India Tewas Dibom, Pakistan Jadi Sasaran Kemarahan

Dhillon juga menyatakan bahwa Pakistan punya andil dalam serangan tersebut. Lebih tepatnya lembaga spionase Pakistan Inter-Services Intelligence (ISI). Meski, dia tak menyediakan bukti kuat atas keterlibatan pemerintah Pakistan.

Memang, serangan bom bunuh diri dilakukan pemuda Pakistan. Pria 20 tahun itu diakui keluarga bergabung kelompok militan setelah dipukuli tentara India tiga tahun lalu. Dua dari tiga anggota kelompok militan yang tewas Senin lalu juga warga Pakistan. Termasuk otak serangan Abdul Rashid Gazi alias Kamran Bhai.

Pakistan merespons tuduhan India dengan keras. Menurut mereka, pemerintahan Modi terlalu arogan sehingga berani menuduh Pakistan tanpa mengungkapkan bukti. Dia pun menantang agar India bisa memberikan bukti kepada Pakistan.

Kashmir merupakan wilayah sensitif bagi kedua negara. Wilayah yang berada di sekitar Gunung Himalaya itu diklaim kedua negara. Meski, mereka hanya menguasai sebagian secara de facto. Karena wilayah tersebut, Pakistan dan India sudah dua kali berperang.

Pada 2016, India sempat melakukan serangan di perbatasan setelah 19 tentara meninggal atas insiden serupa. Saat itu, industri Bollywood sampai melarang pemain film asal Pakistan sebagai bentuk protes.

Di tengah kericuhan dengan India, Pakistan terus berupaya mencari dukungan dari negara lain. Hal itu didapatkan saat Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman (MBS) berkunjung ke Islamabad.

Pakistan girang. Bagaimana tidak, MBS baru saja menandatangani kontrak investasi senilai USD 20 miliar (Rp 282 triliun) di negara tersebut. (bil/c17/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 27 Tentara Garda Revolusi Tewas Dibom, Iran Bersumpah Balas Dendam


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler