Indo Bintang Mandiri Tawarkan 25 Persen Saham Ke Publik

Senin, 11 November 2019 – 12:20 WIB
PT Indo Bintang Mandiri Tbk (Perseroan) melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Foto dok Indo Bintang Mandiri

jpnn.com, JAKARTA - PT Indo Bintang Mandiri Tbk (Perseroan) melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sebanyak 276.666.800 saham atau sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum.

Perusahaan manufaktur kampas rem non-asbestos dan teknologi friction material ini menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, sebagai penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter).

BACA JUGA: Perceraian Song Song Couple Guncang Bursa Saham

"Due diligence meeting & public expose sudah berlangsung pada 8 November 2019. Sedangkan masa penawaran awal (book building) berlangsung pada 8-15 November 2019," ujar Corporate Secretary PT Indo Bintang Mandiri Tbk Hanny Marpaung.

Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 26 November 2019.

BACA JUGA: DMS Propertindo Siap Melantai di Bursa Saham

Selanjutnya, masa penawaran umum dijadwalkan pada 28-29 November 2019, penjatahan pada 2 Desember 2019, distribusi pada 3 Desember 2019, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Desember 2019.

Sesuai rencana, kata Hanny, sekitar 37 persen atau maksimal sebesar Rp 14.754.194.259 akan digunakan untuk pembayaran sisa harga pembelian tanah dan bangunan.

BACA JUGA: Respons Petinggi PSSI Terkait Bali United Gabung di Bursa Saham Indonesia

Sekitar 30 persen akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi perseroan seperti pembelian mesin baru, instalasi fasilitas produksi dan pembelian perlengkapan, serta peralatan yang diperlukan terkait rencana pembelian mesin baru sehubungan dengan peningkatan produksi. 

Sedangkan sisanya sekitar 33 persen dialokasikan untuk modal kerja perseroan seperti pembayaran gaji, pembelian bahan material dan kegiatan operasional lainnya.

Perusahaan yang berkantor pusat di Delta Silicon 3, Lippo Cikarang ini memiliki pabrik di Cikarang dengan luas 2.500 m2.

Saat ini, Perseroan memproduksi produk brake pad, brake shoe untuk kendaraan bermotor dan suku cadang kereta api. Untuk sepeda motor, kapasitas produksinya sebanyak 14.100 set brake shoe dan 309.000 set brake pad per bulan.

Sedangkan untuk mobil, kapasitas produksi per bulan sebanyak 10.700 set brake pad, kereta api sebanyak 4.300 unit pedestal, 550 unit wear plate, 650 unit centerliner, 4.300 unit bolster, 5.100 unit break shoe, dan heavy duty/Truk sebanyak 1.800 set lining.

Perseroan sedang berada dalam fase pengembangan ke industri suku cadang kereta api, yang mampu menyediakan suku cadang berkualitas internasional dengan harga lokal yang bersaing.

Hingga 31 Mei 2019, pendapatan usaha perseroan mencapai Rp 10,03 miliar. Sedangkan pendapatan usaha sepanjang 2018 sebesar Rp 7,6 miliar dan 2017 sebesar Rp 2,7 miliar.

Sebagian besar pendapatan usaha Perseroan dikontribusi oleh penjualan dari suku cadang kereta api, yang tampak tumbuh secara signifikan sejak 2017 sebesar 3,72 persen menjadi 54,94 persen per 31 Mei 2019.

Adapun total aset Perseroan per 31 Mei 2019 senilai Rp 33,47 miliar, total liabilitas Rp 12,49 miliar, dan total ekuitas Rp20,98 miliar.

Pada kuartal I-2019, ekonomi Indonesia tumbuh 5,07 persen, lebih tinggi dibandingkan pencapaian kuartal I-2018 yang sebesar 5,01 persen.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler