Kalangan eksportir sapi di Australia membenarkan bahwa mereka telah menerima pemberitahuan resmi dari pemerintah Indonesia yang memutuskan akan mengimpor 200 ribu ekor sapi untuk kuartal terakhir 2015. Hal ini disambut baik oleh para peternak sapi di Australia.

Menteri Perdagangan Indonesia Thomas T. Lembong menindaklanjuti rekomendasi dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk menetapkan izin impor sapi Australia sebesar 200 ribu ekor untuk periode Oktober hingga Desember 2015.

BACA JUGA: Polisi Bongkar Penyelundupan Rokok di Sydney Senilai Rp 54 Miliar

Hal ini merupakan peningkatan drastis dalam jumlah sapi Australia yang akan didatangkan ke Indonesia jika dibandingkan dengan Kuartal III yang hanya berjumlah 50 ribu ekor. 


Menteri Perdagangan Australia Andrew Robb dan Mendag Thomas T. Lembong saat bertemu di Jakarta 21 September 2015.

BACA JUGA: Helen Pausacker, Dalang Perempuan Australia Tekuni Wayang 40 Tahun

 

Kalangan eksportir ternak di Australia Utara kepada ABC, Rabu (30/9/2015), membenarkan telah menerima izin dari pemerintah Indonesia pada hari Selasa (29/9/2015).

BACA JUGA: Penderita Demensia di Tasmania Bisa Akses Layanan Anjing Pembantu

Para eksportir ini menyatakan siap merealisasikan pengiriman ternak tersebut dalam beberapa minggu ke depan dari Pelabuhan Darwin.

Menurut Tracey Hayes dari Asosiasi Peternak Northern Territory  (NTCA) menjelaskan, harga perkilo untuk sapi-sapi yang akan dikirim ini mencapai $3 (sekitar Rp 30 ribu).

"Sejauh yang saya ketahui, harga $3/kg itu belum pernah dicapai sebelumnya, dan bahkan ada yang menjual dengan harga $3,05/kg saat ini," kata Tracey Hayes kepada Matt Brann dari ABC.

"Saya perkirakan ini bukan harga final. Artinya, jika anda peternak yang memiliki sapi yang siap untuk dikirim saat ini, ini kabar baik untuk anda," tambahnya.

Saat ini, kata Tracey lagi, memang banyak ternak sapi yang siap diekspor dan tersebar di sekitar Kota Darwin. Namun untuk memenuhi jumlah 200 ribu ekor dalam tiga bulan ke depan merupakan tantangan tersendiri.

"Dari kalangan anggota kami bisa dipastikan bahwa sekitar 100 ribu ekor siap dipenuhi, namun selebihnya mereka harus mencari ke wilayah lainnya. Kita tunggu saja," ujar Tracey.

Dia akan datang ke Jakarta pekan depan untuk menindaklanjuti usulan berbagai pihak terkait dalam perdagangan sapi baik di Australia maupun di Indonesia mengenai perlunya sistem izin impor berbasis kuota tahunan, bukan lagi tiap kuartal seperti selama ini.

Usulan itu telah disampaikan pula oleh Menteri Perdagangan Australia Andrew Robb saat bertemu dengan mitranya Mendag Thomas Lembong di Jakarta belum lama ini.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelompok Perguruan Tinggi Terkemuka Australia Kritik Sistem Pendanaan Riset Ilmiah

Berita Terkait