jpnn.com, MELBOURNE - Sebagai negara dengan cadangan mineral kritis yang melimpah, Indonesia dan Australia, dapat berkolaborasi untuk memperkuat rantai pasok global kendaraan listrik dan teknologi ramah lingkungan lainnya.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, saat bertemu dengan Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Australia Hon. Ed Husic, pada Senin (4/3).
BACA JUGA: Hadiri Simulasi Makan Siang Gratis di Tangerang, Begini Evaluasi Menko Airlangga
"Indonesia dan Australia memiliki semangat yang sama untuk menumbuhkan rantai pasok energi bersih yang kuat dan beragam, sekaligus membangun industri manufaktur baterai dan pengolahan mineral penting," kata Menteri Husic.
Kedua negara telah sepakat untuk memajukan kerja sama yang saling menguntungkan dalam bidang manufaktur baterai, pemrosesan mineral penting, dan aspek lain dari ekosistem kendaraan listrik.
BACA JUGA: Menko Airlangga Sebut Proses jadi Anggota OECD Bisa Selesai dalam Waktu Dekat
Kerja sama itu diwujdukan melalui Nota Kesepahaman Kerja Sama Kendaraan Listrik yang ditandatangani Menteri Husic pada kunjuangannya ke Jakarta, November 2023.
Untuk mendukung target pengurangan emisi melalui Carbon Capture Storage (CCS), pemerintah Indonesia akan mengawal realisasi investasi perusahaan asal Australia, yang akan memanfaatkan lapangan migas yang sudah depleted (kering) di Aceh, sebagai solusi untuk menangkap dan menyimpan emisi CO2.
BACA JUGA: Menko Airlangga Sebut Digitalisasi jadi Andalan Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru
Menko Airlangga menyampaikan apresiasi atas dukungan Australia dalam berbagai forum internasional, antara lain keanggotaan Indonesia pada Financial Action Task Force (FATF).
Kemudian, kemajuan signifikan proses aksesi Indonesia pada Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), serta perundingan Indo Pacific Economic Forum (IPEF).
Menko Airlangga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia tengah mengkaji potensi keanggotaan pada Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
Pertemuan bilateral yang dilaksanakan di Park Hyatt Hotel Melbourne tersebut juga membahas perkembangan berbagai proyek kerja sama yang menjadi prioritas kedua negara.
Pada sektor pendidikan, Australia kembali menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia Indonesia.
Setelah sukses dengan pendirian Monash University di Tangerang pada 2022, terdapat beberapa institusi pendidikan Australia yang saat ini dalam proses pendirian kampus di Indonesia.
Antara lain, Western Sydney University di Surabaya, Deakin University di Bandung, dan Central Queensland University di Balikpapan (program studi Nursing), penawaran program penelitian bersama serta kerja sama di bidang digital terkait dengan Artificial Intelligence (AI).
Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia sangat terbuka untuk kerja sama pengembangan Vocational Education and Training (TVET) melalui pendirian pusat pelatihan vokasi dengan standar yang dimiliki Australia, untuk meningkatkan kepasitas tenaga kerja dan mendorong penciptaan lapangan kerja.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga mengundang Menteri Husic untuk berkunjung ke Batam, guna melihat Apple Academy dan kerja sama pelatihan talenta digital dengan Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT University), serta pembicaraan lebih detil terkait kerja sama yang ditawarkan.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Duta Besar Australia untuk Indonesia, Sekretaris Kemenko Perekonomian, dan Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian.
Selain pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Australia, Menko Airlangga diagendakan akan memimpin CEO Meeting, dan akan hadir dalam Forum Bisnis dan Resepsi KADIN Indonesia, serta mendampingi Presiden RI dalam berbagai rangkaian acara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN – Australia 2024. (jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Djainab Natalia Saroh