jpnn.com, POLANDIA - Penanganan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia menjadi salah satu agenda dalam Talkshow yang diselenggarakan Paviliun Indonesia pada COP 24 UNFCCC di Katowice, Polandia (10/12).
Mengangkat tema Development of Forest and Land Fire Prevention in Indonesia, talkshow menghadirkan tiga narsumber, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, dan Direktur Sustainability and Stakeholder Engagement Asia Pulp and Paper.
BACA JUGA: KLHK Raih Penghargaan Bhumandala Kanaka Â
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Raffles B. Panjaitan dalam paparannya menyampaikan pentingnya mengedepankan upaya pencegahan dalam pengendalian kebakaran hutan (karhutla).
Kebakaran di lahan gambut merupakan penghasil emisi terbesar dari sektor kehutanan di Indonesia sehingga diperlukan komitmen bersama untuk mengedepankan upaya pencegahan karhutla terutama di lahan gambut.
BACA JUGA: Menteri LHK Paparkan Cara Penurunan Emisi di Talanoa Dialog
“Pencegahan menjadi faktor utama yang sangat menentukan keberhasilan pengendalian karhutla. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan pada Rapat Koordinasi Pengendalian Karhutla setiap awal tahun sejak tahun 2016,” tambah Raffles.
Raffles menambahkan bahwa upaya pencegahan masih dihadapkan pada beberapa tantangan, antara lain masih dianggap kurang strategisnya kegiatan pencegahan karhutla dalam perencanaan pembangunan di level pemerintahan dibandingkan kegiatan pemadaman yang masih dianggap sebagai kegiatan yang strategis.
BACA JUGA: Peru Ingin Belajar Pengelolaan Gambut Indonesia Â
Selain itu, masih kurangnya kesadaran serta partisipasi masyarakat dan stakeholder dalam keigatan pencegahan karhutla.
Untuk memperkuat upaya pencegahan yang melibatkan semua stakeholder termasuk unsur masyarakat maka perlu dilakukan lima upaya penting yang mendukung penguatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yaitu pemberian insentif dan disinsentif ekonomi, penegakan hukum, penguatan respon awal karhutla, penguatan kapasitas masyarakat lokal, dan pengembangan infrastruktur.
Hal senada juga disampaikan oleh Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Prabianto Mukti Wibowo.
Dalam paparannya, Prabianto juga menyampaikan pentingnya upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan di tingkat tapak berbasis cluster dimana pencegahan langsung melalui pendekatan kepada masyarakat, tidak hanya menjadi pembicaraan di tingkat nasional ataupun provinsi.
Pencegahan kebakaran hutan dan lahan juga menjadi prioritas pagi perusahaan pemegang ijin konsesi. Sebagaimana disampaikan Direktur Sustainability and Stakeholder Engagement, Asia Pulp and Paper (APP), Elim Sritaba.
“Upaya pencegahan dan juga pengendalian kebakaran hutan dan lahan di areal konsesi APP telah dipantau melalui sistem monitoring room dari headquarter sampai dengan tingkat lapangan,” papar Elim.
Elim menambahkan bahwa melalui sistem pengawasan ini memungkinkan semua level pengambil keputusan dapat memantau kondisi di lapangan dan dapat segera mengambil keputusan yang tepat apabila terjadi kebakaran di areal konsesinya.
Pada areal konsesi APP juga telah dipasang kamera thermal dan CCTV terutama pada areal yang berpotensi tinggi atau rawan kebakaran sehingga kejadian kebakaran hutan dan lahan langsung terpantau dan dapat ditangani dengan cepat.
Talkshow yang berlangsung di Paviliun Indonesia yang dihadiri oleh pengunjung dari berbagai negara delegasi ini merupakan salah satu wadah bagi Indonesia dalam memberikan informasi kepada dunia internasional tentang bagaimana upaya Indonesia di dalam pengendalian perubahan iklim di luar jalur negoisasi meja perundingan pada COP ke 24 UNFCCC.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Infografis: Inilah Capaian Perhutanan Sosial
Redaktur & Reporter : Natalia