JAKARTA — Pertemuan negara-negara yang berpengaruh secara ekonomi (G-20) di Korea Selatan beberapa waktu lalu tidak menghasilkan keputusan signifikan perihal perang mata uang (currency wars) yang terjadi saat iniJustru pembahasan tersebut akan dilanjutkan pada tahun 2011.
Karena tidak ada solusi konkrit dari pertemuan G-20 menyangkut currency wars yang sudah berdampak secara global, Indonesia pun memilih menjadi ‘’pemain bertahan’’
BACA JUGA: Tak Ada Tambahan Anggaran untuk BBM Bersubsidi
Menteri koordinator bidang perekonomian Hatta Rajasa, mengatakan pemerintah Indonesia hanya melakukan beberapa catatan penting saja bagi menjaga perekonomian dalam negeri"Konsepnya kita tetap harus kuat dan seimbang untuk pertumbuhan ekonomi kita
BACA JUGA: Pemerintah Masih Optimis soal Target Ekonomi
Tidak boleh terjadi ketimpangan dan harus tetap memperhatikan isu-isu terkait dengan lingkunganBACA JUGA: Bapepam LK Enggan Buka Data Saham IPO KS
Kita berupaya agar ketidakseimbangan ini tidak terjadi,’’ kata Hatta pada wartawan di Jakarta, Kamis (18/11).Sebelumnya, hasil pertemuan G-20 khusus membahas currency wars hanya menghasilkan keputusan yang kakuChina disebut sangat percaya diri menghadapi tekanan dari berbagai pihak perihal currency wars ini.
"Sebenarnya AS telah mengusulkan suatu solusi namun belum mendapatkan respon sepenuhnya terutama dari ChinaMaka nanti pembahasan ini (currency wars) akan dibawa ke pertemuan berikutnya tahun 2011 tanpa harus membuat time frameItu jalan tengahnya yang kaku," kata Hatta.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pertemuan G-20 yang juga diikuti Indonesia hanya menghasilkan sebuah keputusan, yakni membentuk sebuah working group guna menyusun suatu regulasi framework yang baru"Nantinya working group ini akan melakukan kajian atas posisi keuangan dari semua negara-negara maju maupun berkembang untuk menjawab masalah global yang unbalaced yang menjadi penyebab," kata Agus.
Meski tidak signifikan menghentikan currency wars, namun Agus mengatakan kesepakatan membentuk working group tersebut sudah merupakan langkah maju dari negara-negara yang mengalami surplus ataupun defisit secara ekonomi.
"Hasil kerja working group ini diharapkan sebelum 2011 sudah selesai dan sebelum Juni 2011 sudah bisa dilakukan alporan diniSelain itu juga disepakati perihal perbaikan capital, likuiditas untuk industri keuanga dan komitmen untuk meningkatkan pertumbuhan secara lebih strong (kuat), sustanable (berkesinambungan) dan balanced (seimbang)," jelas Agus.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Salah Susun Asumsi APBN
Redaktur : Tim Redaksi