Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia, Ini Syarat Utamanya

Sabtu, 29 Juli 2017 – 01:17 WIB
Joko Widodo. Foto: Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani mendukung upaya Presiden Joko Widodo soal ketahanan pangan.

Namun, menurutnya, hal itu bisa tercapai kalau ada sinkronisasi dan akurasi data statistik pangan nasional.

BACA JUGA: DPD Makin Yakin Indonesia Bakal Jadi Lumbung Pangan Dunia

"Pada tahun 2045 Indonesia akan jadi lumbung pangan dunia seperti disampaikan Pak Jokowi. Itu bisa tercapai kalau semua pihak saling bekerja sama. Selain itu, juga data yang sama untuk mengambil basis mengenai hal itu," ujar Rosan, Kamis (27/7).

Data tersebut juga sangat penting buat industri dalam dan luar negri.

BACA JUGA: Sukses Produksi 4,3 Juta Ton Padi, Lampung Kini Jawara Pangan Nasional

Ketua Komtap Ketahanan Pangan Franciscus Welirang sependapat denga Rosan.

Dia mengatakan, akurasi data statistik sangat penting. Menurut Bos Indofood itu, apa pun produk industri membutuhkan hasil pangan setiap hari.

BACA JUGA: Kasus Dugaan Penggelapan Rosan Roeslana Tengah Diproses

"Industri perlu mengetahui panennya di mana dan kapan. Logistiknya juga bagaimana. Itu untuk perencanaan stok bahan baku. Dan itu harus berkelanjutan. Dua perencanaan, stok bahan baku dan dana," ujarnya.

Dari sudut pengusaha juga perlu ada standar mutu dari benih.

Hal itu juga akan menentukan permintaan konsumen.

Kalau industri punya data yang lengkap, stok bisa direncanakan.

"Kalau tidak akurat bisa inefisiensi dan ketidak pastian usaha," jelasnya.

Sementara itu,  Kepala Pusat Data dan Informasi kementrian Pertanian RI Suwandi mengatakan, kebijakan pemerintah memang satu data.

Satu data pangan oleh BPS Untuk meningkatkan kualitas data.

"BPS dan kementerian terkait telah buat roadmap kualitas data. Kementerian mendukung peningkatan kualitas data. Bagaimana statistik kita bisa akurat, itu sangat penting," ujarnya.

Suwandi mengatakan, pada 2050, jumlah penduduk diperkirakan mencapai 9,5 miliar.

"Kalau tidak ada penumbuhan produktivitas pangan, itu dapat membawa masalah," ujarnya. (dai)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler