Indonesia Bisa Tak Impor Beras 100 Tahun, Ini Syaratnya

Kamis, 16 November 2017 – 19:35 WIB
Mentan Amran Sulaiman menabur benih di lahan baru di Maros, Sulsel. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com, MAROS - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman berbagi solusi dengan petani di Desa Tanete, Kecamatan Simbang, Maros, Sulsel untuk produktif menghasilkan beras dalam negeri.

Dia mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan beras nasional ada rumus yang menjadi solusi pertanian Indonesia.

BACA JUGA: Bangun NTT, Kementan Gandeng Kementerian PUPR dan Kemendes

Menurutnya, jika Indonesia tidak mau mengimpor beras, maka petani harus menanam satu juta benih per hektare tiap bulannya.

"Kalau satu hektare dikali enam, minimalnya sudah enam juta ton. Kita bagi dua, sudah tiga juta ton beras. Itu rumusnya. Jika hal itu dilakukan, sampai 100 tahun kita tidak impor. Semoga menteri berikutnya lebih tangguh," kata Amran di sela mengikuti panen padi perdana di desa tersebut.

BACA JUGA: Panen Perdana Padi IP 300, Maros Bangkit untuk Sulsel

Amran memanen padi jenis IP 300 dengan menggunakan mesin traktor.

Dia didampingi Kepala Litbang Pertanian Muhammad Syakir, Bupati Maros Hatta Rahman, Ketua DRPD Maros Chaidir berserta pejabat TNI dan Polri Maros dan Sulsel.

BACA JUGA: Bangun NTT, Kementan Gandeng Kementerian PUPR dan Kemendes

 Saat ini Desa Tanete memiliki sawah tadah hujan seluas 400 hektare. Panen padi jenis IP 300 hasilnya memuaskan.

Petani bisa memanen 7 sampai 8 ton padi per hektare. Padahal, petani hanya mengandalkan air dari sumur dan sungai.

Untuk menggunakan air secara maksimal, petani menggunakan pompa air.

 "Kalau dikali tujuh sampai delapan ton, itu jadi 320 ribu ton padi. Itu jumlah yang sangat besar," kata Mentan Amran.

 Usai panen padi, Amran dan pejabat lainnya juga menyemai benih padi ke lahan baru dan berdialog dengan kelompok Rumbia.

Dia juga memberi bantuan ekskavator, mesin traktor panen padi, pompa air dan pupuk ke kelompok tani.

"Saya minta tolong apa yang diminta mereka (petani) tolong direalisasi secepatnya. Kecuali untuk ekskavator beri saya waktu dalam dua bulan," pungkas Amran. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Amran Loncat dari Perahu, Petani Tepuk Tangan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler