Indonesia Butuh 4,8 Juta Pengusaha

Senin, 28 Februari 2011 – 11:11 WIB

JAKARTA - Indonesia masih banyak memerlukan stimulus untuk menambah jumlah pengusahaPasalnya persentase pengusaha mandiri (wirausaha) saat ini hanya berkisar 0,24 persen dari total jumlah penduduk

BACA JUGA: Sektor Manufaktur Ditarget Raup Rp 736 Triliun

Sementara di negara lain sudah tembus dua persen


"Jumlah wirausahawan Indonesia masih sangat minim

BACA JUGA: Stimulus Baru Sektor Riil Segera Dirilis

Untuk mencapai Indonesia menjadi negara maju, perlu dua persen wirausaha dari jumlah penduduk, atau setara 4,8 juta orang," ujar Ketua Asosiasi Wirausaha Indonesia (AWI), Ilhamy dalam acara talkshow Kewirausahaan di Warung Kita, TIS Suare, Jakarta akhir pekan lalu
Jika tidak ada intervensi kewirausahaan yang baik , diperkirakan jumlah itu baru akan tercapai pada tahun 2030.

Tahun lalu, katanya, wirausaha Indonesia hanya 0,24 persen dari penduduk

BACA JUGA: Menpera Jajaki Minat Tiongkok Garap Properti

Itu baru 500 ribu orang, bila menurut Sensus jumlah penduduk Indonesia sudah 240,56 juta orangDari jumlah itu, yang bekerja hanya 98,4 juta dan penganggur mencapai 8,4 juta orang atau 8,45 persen dari seluruh angkatan kerja yang berjumlah 111,48 juta."Wirausaha kita yang kecil itu masih jauh kalau dibandingkan dengan proporsi negara lain di Asia," tuturnya.

Dia memberikan contoh, wirausahawan di Singapura mencapai 7,2 persen dari jumlah penduduk, Malaysia 2,1 persen, Thailand 4,1 persen, Korea Selatan 4 persen, sementara Amerika Serikat 11,5 persenMenurut dia, untuk mencapai wirausahawan sebanyak itu di Indonesia perlu ada sinkronisasi program untuk menciptakan wirausaha baru"Penciptaan wirausaha menjadi sangat strategis untuk mengatasi masalah pengangguran," tukasnya.

Oleh sebab itu, untuk menciptakan para wirausaha, setiap bulannya, ia dari AWI dan Menteri UKM mengadakan sosialisasi OVOP (one village one product) untuk mengembangkan usaha  lokal"Antara lain tanggal 7dan  8 Maret nanti akan mengunjungi  Pacitan, Jawa TimurDari kunjungan tersebut,akan dijelaskan mengenai manfaat dari OVOP dan mengenai kompetensi inti  tiap daerah yang tidak dimiliki oleh daerah lain," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum Karang Taruna Indonesia, Taufan EN Rotorasiko mengatakan saat ini banyak pemuda yang memilih prioritas sebagai karyawan atau bekerja full time sehingga tidak ada waktu untuk kewirausahaan"Padahal kewirausahaan merupakan salah satu jalan kemandirian bangsa yang akan memberi peluang lebih inovatif dalam memandang kemajuan bangsa dan peradaban dunia," cetusnya.

Menurut dia, kalangan muda msih memerlukan pembinaan kewirausahaan untuk masuk ke dalam dunia usahaDengan begitu, hasil karya pemuda bisa masuk ke kepersaingan global"Sebab, dalam persaingan yang ketat saat ini, tidak hanya perlu membangun usaha tetapi juga perlu membangun kemandirian dan kreatifitas, sehingga mampu menembus pasar global," tegasnya.

Taufan mengingatkan, setelah mengamati besarnya jumlah pengangguran di negeri  ini, seluruh pihak sudah seharusnya bersinergi dan bersama-sama mendorong program kewirausahaan"Program untuk mendorong kewirausahaan itu harus dibuat secara bersinergi dan bersama-sama, supaya tidak terlihat sendiri-sendiri, seperti terkesan selama ini," jelasnya(wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Resmikan Proyek Wisata Rp 16,5 Triliun di Bintan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler