Indonesia Butuh High Impact Entrepreneur

Sabtu, 05 Oktober 2019 – 01:57 WIB
AAGN Ari Dwipayana. Foto: Dok Pri

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama) AAGN Ari Dwipayana mengatakan, pada era Revolusi Industri 4.0, kewirausahaan yang berorientasi profit maupun sosial mempunyai tantangan yang tidak ringan.

Pasalnya, dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 250 juta jiwa, sektor perekonomian membutuhkan pengusaha setidaknya 40 juta orang.

BACA JUGA: 2 Hari Lagi, KAGAMA Sumut Gelar Millenial Fest Industri 4.0

Belum lagi soal inovasi dan tuntutan kebutuhan pekerjaan yang berkualitas.

“Tidak hanya entrepreneur, kita butuh high impact entrepreneur,” jelas Ari, Kamis (3/10).

BACA JUGA: Permintaan Istana Ditujukan ke Aparat Kepolisian

Hal tersebut, kata Ari, membutuhkan dedikasi sumber daya untuk fasilitasi pendampingan.

BACA JUGA: Caring For Nation #3 Ikaundip-Kagama Meriah Banget

Dengan demikian, ekosistem yang dinamis dan komunitas entrepreneur yang produktif serta berdampak ke masyarakat luas terbangun.

Ari merasa bersyukur karena pemerintah Indonesia telah membuktikan komitmen dalam penciptaan ekosistem kewirausahaan yang lebih kondusif.

Misalnya, mengadakan berbagai program termasuk pendampingan, mentorship, maupun dukungan, dan fasilitasi.

“Kementerian Perindustrian, misalnya, memiliki target spesifik untuk menambah 20.000 pengusaha baru pada akhir 2020,” ujar Staf Khusus Presiden Bidang Politik dan Pemerintahan itu.

Hal tersebut memerlukan sinergi dan konvergensi lintas sektor yang terkait, terutama untuk mewujudkan ekosistem kewirausahaan dan kewirausahaan sosial di Indonesia.

“SDM generasi muda dan kompetensinya harus ditingkatkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional,” tambah Ari.

Hal tersebut mendorong PP Kagama bekerja sama dengan Pengda Kagama Sumut menyelenggarakan Seminar dan Expo 2019 di ballroom Hotel Adimulia, Medan, 3-5 Oktober 2019.

Ketua Pengda Kagama Sumut Hamied Wijaya memaparkan sebanyak 100 booth telah mendaftar dan mengikuti pameran.

Untuk seminarnya sendiri, kata Hamid, dibagi dalam tiga sesi. Sesi pertama membahas inovasi dan disrupsi Industri 4.0.

Sesi kedua tentang smart city Menuju Industri 4.0. Sesi ketiga tentang kewirausahaan dan kewirausahaan sosial dalam era Revolusi Industri 4.0.

“Seminar sesi pertama dan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, sedangkan sesi ketiga dilaksanakan pada hari Jumat 4,” kata Hamied. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Pranowo: Kagama Tidak Hanya Milik UGM, Tetapi Juga Dunia


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler