jpnn.com, JAKARTA - Aksi demo mahasiswa masih berlangsung di sejumlah daerah, Kamis (26/9), sebagian diwarnai kerusuhan.
Pihak Istana, melalui Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana, meminta aparat keamanan melakukan tindakan yang terukur saat menghadapi aksi demo mahasiswa.
BACA JUGA: Detik-detik Kapolresta Pekanbaru Pingsan di Tengah Kerusuhan Demo Mahasiswa
Ari Dwipayana mengatakan, permintaan tersebut disampaikan Presiden Jokowi. "Tentu tadi presiden sudah menyampaikan bahwa dalam penanganan aksi harus menggunakan cara yang tidak represif tapi juga terukur. Itu prinsip dasar yang jadi pegangan, tentu jadi wilayah Kapolri untuk melanjuti arahan Presiden," kata Ari Dwipayana di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Kamis.
Diketahui, aksi demo rusuh terjadi pada Selasa (24/9) terjadi saat mahasiswa berusaha masuk ke dalam Gedung DPR.
BACA JUGA: Pelajar di Solo Berani Orasi Menghujat, Bawa Spanduk Kata-katanya Kotor
Polisi mulai menembakkan air dari mobil water cannon dan gas air mata kea rah kerumunan massa. Mahasiswa kocar-kacir, mundur sembaru melakukan perlawanan. Mereka melempar polisi dengan botol, bambu, dan bebatuan. Setidaknya ada 94 orang yang ditangkap.
Kerusuhan terulang lagi pada Rabu hingga Kamis (26/9) dini hari, saat aksi demo pelajar STM, SMK, dan SMK.
BACA JUGA: Fakta-fakta Mengejutkan Temuan KPAI Seputar Demo Pelajar STM
Bahkan, demo mahasiswa di kantor DPRD Sulawesi Tenggara, memakan korban satu mahasiswa yang menjadi peserta massa aksi meninggal dunia.
Yakni Randi (21), berjenis kelamin laki-laki, mahasiwa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo, asal Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. (Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo