Indonesia dan ASEAN Desak Kerjasama Internasional untuk Akhiri Konflik

Senin, 23 Mei 2016 – 07:42 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangiley (kedua dari kanan depan) dan Sekjen ASEAN Le Luong Minh yang memimpin delegasi ASEAN dalam WHS di Istanbul Turki. FOTO: Suhendro Boroma/jpnn.com

jpnn.com - LAPORAN SUHENDRO BOROMA dari Istanbul, Turki

ISTANBUL- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangiley akan memimpin delegasi ASEAN pada World Humanitarian Summit (WHS) yang resmi dibuka hari ini (23/5) hingga Selasa (24/5) di Istanbul, Turki. 

BACA JUGA: Menpar: Sudah Benar, Pariwisata Leading Sector!

Menurut Willem, dalam forum ini, ASEAN akan mendesak peningkatan kerjasama internasional untuk mengakhiri konflik, menangani korban  atas dasar kemanusiaan, dan membantu korban agar bisa mandiri. 

“ASEAN dan khususnya Indonesia akan memperjuangkan kesungguhan kerjasama internasional untuk melakukan mitigasi dan penanganan korban bencana," katanya.

BACA JUGA: 50 Persen Bencana di Dunia Terjadi di ASEAN

Menurutnya, ASEAN dan Indonesia akan memanfaatkan forum ini untuk memberi kontribusi bagi penanganan masalah kemanusiaan. Selain itu Willem mengaku pihaknya juga akan memperjuangkan kepentingan Indonesia di WHS.

Willem didampingi Sekjen ASEAN Le Luong Minh memimpin Informal ASEAN  Ministerial Meeting on Disaster Management (AMMDM) untuk mempersiapkan Kesepakatan Bersama ASEAN yang akan disampaikan pada WHS. 

BACA JUGA: Menteri Ini Jadi Perbincangan di Konferensi Internasional Tourism

Kegiatan tersebut dihadiri pejabat senior dari Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Brunei Darussalam. 

Dalam satu dasawarsa terakhir, ASEAN berhasil menjadi kawasan yang stabil dan maju ekonominya. "ASEAN sudah jadi model kerjasama kawasan dan  pemain kunci di tingkat global," tuturnya.

Di samping kemajuan-kemajuan itu, ASEAN juga menghadapi tantangan bencana alam dan konflik. "50 persen bencana di dunia terjadi di kawasan ASEAN," ungkapnya. 

Semua itu merupakan potensi bencana  kemanusian dan menggangu, bahkan bisa  menghancurkan ekonomi. "ASEAN perlu memperkuat kerjasama kawasan untuk    mengantisipasi kejadian tak terduga dan turut mewarnani solusi kemanusian global," katanya.

WHS digagas oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menyusul krisis kemanusiaan terjadi berbagai belahan dunia. Dua penyebab utama krisis kemanusiaan saat ini, perang/konflik dan bencana alam. 

Konflik di Timur Tengah dan Afrika Utara telah mengakibatkan 20 juta mengungsi dan 2 juta mencari suaka.

"Inilah forum dunia pertama sejak 70 tahun PBB berdiri untuk melakukan perubahan fundamental  penanganan  krisis kemanusiaan akibat konflik, perang dan bencana alam," tulis laporan Sekretariat PBB pada laman WHS.

WHS akan membahas tujuh agenda utama. Mencakup pencegahan dan penyelesaian konflik, kepatuhan terhadap aturan perang, penanganan menyeluruh, jaminan dan perlindungan anak-anak dan perempuan, respon terhadap bencana dan perubahan iklim, kerjasama untuk memenuhi kebutuhan korban, dan kerjasama pendanaan internasional, nasional dan lokal untuk menangani korban konfik dan bencana alam.

Dijadwalkan WHS dihadiri  lebih dari 10 kepala negara/kepala pemeritahan, delegasi lebih dari 100 negara, swasta, LSM dan lembaga-lembaga terkait. WHS akan dibuka Sekjen PBB Ban Ki Moon di Istanbul Convention Center  (ICC), pagi ini (23/5). (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hukuman Mati itu Akhirnya Dilaksanakan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler