Indonesia Dukung Pembahasan Pola Kerja Baru dari Anggota G20

Jumat, 16 April 2021 – 15:58 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi memberi paparan pada pembukaan pertemuan G20 Second Employment Working Group (EWG) secara virtual di Jakarta, Kamis (15/4) malam. Foto: Kemnaker,

jpnn.com, JAKARTA - Perkembangan digitalisasi dan dampak pandemi Covid-19 telah menciptakan double disruption terhadap ekosistem ketenagakerjaan.

Indonesia bersama negara-negara G20 terus berupaya mencari formulasi pedoman yang tepat agar sektor ketenagakerjaan mampu mengimbangi disrupsi tersebut.

BACA JUGA: Sekjen Kemnaker: Pejabat Fungsional Harus Memiliki Kompetensi Kolaboratif

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi dalam paparannya pada pembukaan pertemuan G20 Second Employment Working Group (EWG) secara virtual di Jakarta, Kamis (15/4) malam mengatakan pemerintah Indonesia melalui Kemnaker memiliki beberapa strategi dalam mengatasi tantangan era digitalisasi.

Dia menjelaskan di antaranya adalah mengurangi kesenjangan sosial antara usaha besar dan usaha kecil menengah.

BACA JUGA: Sekjen Kemnaker Beberkan Tantangan Penempatan Kerja, Salah Satunya Pengangguran Terdidik

Menurut Anwar, UMKM perlu beralih ke dalam bentuk kewirausahaan berbasis inovasi digital fabrication/talent hub serta memprioritaskan masyarakat yang rentan seperti pengangguran, kelompok NEET (not in employment education training), penyandang disabilitas, pemuda dan wanita yang membutuhkan perlindungan sosial dan insentif lebih banyak.

Dia menambahkan para era digital saat ini, terdapat peluang bagi pemerintah dalam mengembangkan daya saing pekerja agar mampu berkarya dan menguasai dunia digital.

BACA JUGA: Charles Honoris: Lonjakan Kasus Covid-19 India Harus jadi Pelajaran buat Indonesia

Hal ini diperlukan karena perkembangan digitalisasi dan dampak pandemi Covid-19 telah menciptakan double disruption terhadap ekosistem ketenagakerjaan.

Menurut Anwar, berbagai langkah-langkah diambil pemerintah dalam memanfaatkan peluang ini.

Pertama, mengoptimalkan partisipasi pekerja dalam era digital.

Kedua, mengikutsertakan pekerja dalam program jaminan sosial publik untuk meningkatkan perlindungan mereka.

“Ketiga, peningkatan kompetensi secara berkelanjutan," tegasnya.

Dia menyatakan era digitalisasi juga berpengaruh terhadap situasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Sebab, saat ini bidang ketenagakerjaan mengalami perubahan dalam kondisi, jam, serta lingkungan kerja yang dapat menimbulkan potensi bahaya (hazard) baru K3.

Dalam menciptakan ekosistem yang kondusif serta memberikan perlindungan ketenagakerjaan, pemerintah masih menyusun kebijakan publik, yang sejalan dengan munculnya future of work melalui dialog sosial.

“Dengan melibatkan tripartit dalam membangun pasar kerja yang fleksibel dan menciptakan lapangan kerja berkualitas," ucapnya.

Anwar menyampaikan dukungan Indonesia terhadap isu yang dikemukakan oleh Presidensi G20 Italia, Mr. Carmelo Barbarello, mengenai pola kerja.

Sekjen Anwar mengharapkan dari pertemuan kedua G20 Employment Working Group (EWG) dapat memberikan kontribusi yang konkret terhadap pemulihan perekonomian melalui sektor ketenagakerjaan.

"Saya mendukung Presidensi Italia atas inisiasinya dalam forum EWG II ini untuk membahas kontribusi terhadap implementasi G20 Youth Roadmap 2025 sebagaimana yang kita komitmenkan pada tahun 2020," kata Sekjen Anwar Sanusi. (*/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler