Indonesia Eksportir Alas Kaki Terbesar Keenam Dunia, Vietnam Ketiga

Kamis, 11 Juli 2019 – 05:20 WIB
Ilustrasi industri sepatu dan alas kaki. Foto: Suryanto/Radar Surabaya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Data Asosiasi Persepatuan Indonesia menunjukkan rata-rata value ekspor alas kaki naik 6,4 persen dalam lima tahun terakhir.

Namun, angka tersebut masih kalah jauh dibandingkan Vietnam. Selama periode 1999–2018, ekspor alas kaki Indonesia tumbuh 8,47 persen. Adapun Vietnam tumbuh 15,96 persen.

BACA JUGA: Jokowi Jengkel Lihat Kinerja Ekspor

Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jatim Winyoto Gunawan mengatakan bahwa sebagian besar produk alas kaki Indonesia yang masuk pasar ekspor merupakan yang bahan atasan (upper)-nya terbuat dari kulit.

BACA JUGA: Realisasi Penerimaan Pajak Boyolali Tertinggi se-Jawa Tengah

BACA JUGA: Hambatan Utama Industri Alas Kaki

’’Kontribusinya 52 persen,’’ katanya, Selasa (9/7).

Posisi kedua adalah sepatu berbahan tekstil yang kontribusinya mencapai 34 persen.

BACA JUGA: Kiat Siantar Top Tingkatkan Penjualan Hingga 20 Persen

Winyoto mengatakan, ekspor alas kaki Indonesia masih didominasi industri-industri di kawasan Banten.

’’Disusul Jatim, Jateng, dan Kepulauan Riau,’’ lanjutnya.

Setiap tahun ekspor alas kaki tanah air tumbuh. Namun, angkanya memang tidak besar.

’’Perang dagang AS dan Tiongkok pada 2018 membawa berkah bagi Vietnam,’’ ungkap Winyoto.

Adidas, menurut dia, mengalihkan belanjanya dari Tiongkok ke Vietnam. Akibatnya, pertumbuhan industri alas kaki Vietnam meningkat pesat.

Agar bisa bersaing dengan Vietnam, sambung Winyoto, pemerintah perlu turun tangan. Misalnya, memberikan insentif bagi industri alas kaki.

Selain untuk menggenjot pasar ekspor, insentif akan meningkatkan daya saing. Apalagi, tingkat produktivitas industri alas kaki di Jatim sedang turun.

’’Sebanyak 65 persen kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung industri alas kaki kami masih impor,’’ kata Winyoto.

Sementara itu, industri komponen dan bahan tambahan industri alas kaki tidak berkembang. Misalnya, aksesori dan penyamakan kulit.

Sebenarnya, jika dibandingkan dengan Vietnam soal impor bahan baku, Indonesia unggul.

Sebab, tingkat ketergantungan Vietnam terhadap bahan baku impor mencapai 70 persen.

Namun, soal pengupahan tenaga kerja, Indonesia kalah jauh. Upah buruh di Indonesia jauh lebih tinggi.

Selain mendorong industri bahan baku, menurut Winyoto, pemerintah perlu melakukan match antara industri alas kaki dan industri tekstil.

Salah satunya mendorong industri bahan baku skala UMKM jadi supplier industri di Pusat Logistik Berikat (PLB).

Selama ini kendala bagi pemasok bahan baku lokal adalah perizinan. Winyoto berharap pemerintah bisa mencarikan solusi.

Hingga kini, Indonesia merupakan eksportir alas kaki terbesar keenam di dunia, sedangkan Vietnam ketiga. (car/c15/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Ekspor, Kementan Tingkatkan Daya Saing Pelaku Usaha Sektor Peternakan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler