Indonesia jadi Incaran Kampus-Kampus Asing, Ini Harapan Kemendikbudristek untuk UT

Senin, 24 Juli 2023 – 14:10 WIB
Ki-Ka: Prof. Dr. Hanif Nurcholis, M.Si., Direktur Kelembagaan Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek Lukman, Rektor UT Prof. Ojat Darojat., M.Bus., Ph.D. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Kelembagaan Ditjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek Lukman mengungkapkan Indonesia kini makin diicar kampus-kampus asing.

Tidak hanya menawarkan pembelajaran berkualitas, lulusannya pun lebih mentereng karena mengantongi ijazah dari kampus-kampus besar dunia.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Tetapkan Sambas & Bengkayang sebagai Lokasi KKN Kebangsaan 2023

"Kampus-kampus luar mulai masuk ke Indonesia. Nah, yang di Indonesia juga harus bisa masuk ke negara luar," kata Lukman pada Seminar Wisuda Periode II Tahun Akademii 2023 di UTCC Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Senin (24/7).

Seminar ini dihadiri oleh 1.927 calon wisudawan terpilih dari 37.580 lulusan berasal dari berbagai daerah di tanah air.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Tunda Pengumuman Hasil Seleksi PPG 2023 Dalam Jabatan, Guru Honorer Kecewa

Lukman melanjutkan agar perguruan tinggi Indonesia bisa masuk di negara luar, tantangannya ke depan adalah standar pembelajarannya harus didesain secara global agar bisa digunakan di mana pun.

Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berharap Universitas Terbuka (UT) jangan hanya membuat kurikulum yang sifatnya lokal,  tetapi juga global sehingga lulusannya bisa bekerja di Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan negara lainnya.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Beri Beasiswa LPDP untuk Mahasiswa PPG

Sejumlah kampus asing yang sudah masuk Indonesia antara lain Monash University (Jakarta), di Bandung akan ada  University of Leicester dan Deakin University dari Singapura.

Western Sydney University (WSU) akan ada di Surabaya. Juga Georgetown University. Manchester University akan hadir di Denpasar.

"Indonesia ini jadi incaran kampus asing, bahkan ada yang melirik di IKN (ibu kota negara) akan didirikan kampus global," ujarnya .

Melihat fenomena tersebut, Lukman memberikan tantangan kepada perguruan tinggi di Indonesia untuk melebarkan sayapnya hingga ke mancanegara.

Dia mencontohkan, 44 ribu mahasiswa Indonesia di Malaysia itu bukan kuliah di Negeri Jiran, tetapi justru pada cabangnya, yakni King College cabang Malaysia atau Singapura.

Nah, kenapa tidak buka di Indonesia saja? Sehingga mahasiswa punya pilihan, dia membayar murah, tetapi ijazahnya bisa laku di mana pun.

Menurut Lukman itu pula yang menjadi tantangan perguruan tinggi Indonesia bagaimana dengan masuknya kampus asing, tetapi tetap eksis.

Lukman yakin perguruan tinggi di Indonesia akan makin terpacu.

"Masuknya kampus asing ke Indonesia jangan disikapi sebagai kompetitor, tetapi untuk berkolaborasi. Saya sudah minta agar Monash University ikut berkolaborasi," terangnya.

Saat ini, kampus-kampus asing yang masuk Indonesia hanya membuka jenjang S2 dan S3.

Namun, menurut Lukman, tidak menutup kemungkinan S1 juga akan dibuka dengan jaminan lulusannya sudah tidak berpikir mencari pekerjaan.

Mereka bisa bekerja di mana pun sehingga akan tercipta diaspora-diaspora talenta Indonesia yang bekerja di mana pun.

Pada kesempatan sama, Rektor UT Prof. Ojat Darojat menyampaikan masuknya kampus-kampus asing ke Indonesia menjadi era baru bagi penyelenggaraan pendidikan tinggi. Jadi, bukan hanya kampus milik pemerintah dan swasta saja, tetapi juga asing.

Hal itu kata Prof. Ojat akan makin menyemarakkan komunitas pendidikan tinggi di tanah air.

Dia menyambut positif dalam pengertian menjadikan kampus asing sebagai partner, melibatkan mereka sebagai jaringan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di tanah air.

"Ini akan memacu dan memicu perguruan tinggi di Indonesia sebagai pemain utama penyelenggara pendidikan tinggi di tanah air bagaimana caranya bisa berkompetisi secara terbuka dengan kampus dari luar," terangnya.

Dia yakin hanya dalam kondisi market competition inilah bisa bersaing secara sehat dengan peningkatan kualitas akademik, kualitas layanan sehingga masyarakat bisa mendapatkan yang terbaik dari kampus yang dipilih. 

"Saya positif menyikapinya karena ini sebagai upaya mengantarkan SDM di tanah air menjadi yang terbaik. UT optimistis bisa bersaing," pungkasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepedulian Propam Polri terhadap Pendidikan Diapresiasi Kemendikbud


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler