Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia, TNI AL Garda Terdepan

Selasa, 24 Maret 2015 – 19:30 WIB
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi (kiri) salam komando dengan Laksamana Marsetio seusai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/12). Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksdya Ade Supandi menggantikan Laksamana Marsetio. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan salah satu arah pembangunan Presiden Joko Widodo mengarah kepada dunia maritim. Pembagunan dunia maritim ini menjadi penting karena Indonesia terletak pada posisi sebagai poros maritim dunia membuka peluang untuk membangun kerjasama regional dan internasional bagi kemakmuran rakyat.

Pernyataan ini disamapikan Ade jelang penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama Bidang Riset dan Pengabdian Pada Masyarakat, antara TNI AL dengan UI dan FIB, oleh Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi bersama dengan Rektor UI Prof. Dr. Muhammad Anis dan Dekan FIB UI Dr. Adrianus L.G. Waworuntu, M.A.

BACA JUGA: Gawat! Banyak Daerah di Indonesia Terancam Krisis Air Bersih

Penandatangan memorandum of understanding (MoU) ini rencananya akan dilaksanakan pada Kamis, 26 Maret 2015 di Auditorium Gd. IX, Kampus FIB UI Depok.

Ade menjelaskan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, berbagai kebijakan pun diarahkan untuk memperkuat arah pembangunan maritim. Di antaranya upaya membangun kembali budaya maritim Indonesia, pengelolaan sumber daya laut, pengembangan dan konektivitas maritim, diplomasi maritim, dan pembangunan kekuatan pertahanan maritim. Semua itu jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin akan mengembalikan Indonesia kepada kejayaannya sebagai bangsa maritim dunia.

BACA JUGA: Sukses Temukan AirAsia QZ8501, Menteri Jonan Berterimakasih kepada Mereka Ini

Terkait dengan upaya pembangunan kekuatan pertahanan maritim, TNI AL harus menjadi garda terdepan untuk mewujudkan upaya tersebut.

"TNI Angkatan Laut berperan besar tidak hanya dalam menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim, tetapi juga bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim," kata Ade di Jakarta, Selasa (24/3).
 
Namun demikian kata Ade,  TNI AL tentu tidak mungkin bergerak sendiri dalam upaya mewujudkan kedaulatan maritim, sinergi pemikiran dengan institusi pendidikan juga sangat dibutuhkan.

BACA JUGA: Ical Sudah tak Punya Kewenangan Urusi Fraksi Golkar

Sumbangan pemikiran dan kerjasama dengan dunia pendidikan dibutuhkan dalam rangka membangun kembali budaya maritim Indonesia serta meningkatkan kesadaran bangsa Indonesia untuk menyadari dan melihat identitas, kemakmuran, dan masa depannya sangat ditentukan dari bagaimana kita mengelola lautan. (awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek Buku Agama Dikorupsi, Mantan Pejabat Kemenag Dibui


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler