jpnn.com, JAKARTA - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memprediksi Indonesia akan masuk lima besar negara yang paling terpapar virus corona, jika pemerintah pusat tidak melarang kegiatan mudik Lebaran 2020.
Saat ini lima negara yang paling terpapar virus corona per Minggu 5 April 2020 (data WHO) ialah Amerika Serikat di urutan pertama dengan 241.703 kasus.
BACA JUGA: Benarkah Pasien Sembuh Corona Tidak Menularkan Virus Lagi?
Di urutan kedua Italia dengan 119.827 kasus, Spanyol di peringkat ketiga dengan 117.710 kasus, Jerman di posisi keempat dengan 85.778 kasus dan Tiongkok dengan 82.875 kasus.
Indonesia pagi ini berada di urutan 37 dengan 2.092 kasus, 1.751 dalam perawatan, 150 sembuh dan 191 meninggal.
BACA JUGA: Pemerintah Diminta Transparan Soal Peta Persebaran Virus Corona
Nah, Denny mensimulasikan hitung-hitungannya dengan sangat sederhana, yakni melihat pemudik pada tahun 2019, dari wilayah Jabodetabek saja, jumlahnya mencapai 14,9 juta jiwa penduduk.
BACA JUGA: Mereka Bersembunyi di Hutan Karena Takut Banget Virus Corona
Angka itu membengkak jika ditambah pemudik dari kota besar lain.
"Katakanlah Indonesia tetap mengasumsikan mudik tahun 2020 pada angka 14,9 juta jiwa se-Tanah Air. Di kampung halaman, para pemudik akan berinteraksi dalam kultur komunal. Mereka berjumpa keluarga besar, tetangga, sahabat," katanya seperti dilansir Antara, Sabtu (4/4).
Denny mengatakan, jika rata-rata satu orang yang mudik berinteraksi dengan tiga orang lainnya, maka pemudik akan berinteraksi dengan sekitar 45 juta jiwa penduduk Indonesia.
Dia memberikan contoh, jika satu persen saja dari jumlah populasi pascamudik itu terpapar COVID-19, artinya setelah mudik bakal ada 450 ribu jiwa penduduk Indonesia menjadi korban COVID-19.
"Angka 450 ribu korban COVID-19 pascamudik ini sudah melampaui populasi korban di Amerika Serikat yang kini berada di puncak negara paling terpapar virus corona," tuturnya.
Menurut Denny, pemerintah tidak cukup lagi hanya mengimbau. Misalnya, mereka yang mudik diimbau karantina 14 hari atau yang pergi atau pulang mudik statusnya menjadi ODP (orang dalam pemantauan) atau PDP (pasien dalam pengawasan).
"Dilihat jumlah pemudik sebanyak 14,9 juta jiwa itu. Apakah pemudik akan bisa diisolasi dengan ketersediaan rumah sakit atau infrastruktur saat ini?" katanya.
Denny menambahkan, jumlah kasus COVID-19 di 32 provinsi bakal membuat banyak rumah sakit dan tenaga medis tak berdaya kekurangan fasilitas.
Dia menyarankan, pemerintah pusat perlu mempertimbangkan dua hal. Pertama, melarang mudik, yang diikuti kontrol ketat pihak keamanan di semua jalur mudik. Kedua, mencarikan solusi untuk mereka yang ingin pulang kampung karena kesulitan ekonomi untuk tetap tinggal di kota saat ini.
"Ini memang situasi tidak normal. Mudik biasanya begitu hangat dan menggembirakan. Kini mudik justru menakutkan. Namun, pemerintah pusat berada dalam posisi menentukan bagaimana mudik 2020 akhirnya dikenang," pungkas Denny. (antara/jpnn)
Pantauan kasus corona di dunia per Minggu 5 April 2020
Countries, areas or territories with cases
United States of America :241703 cases
Italy :119827 cases
Spain :117710 cases
Germany :85778 cases
China :82875 cases
France :63536 cases
Iran (Islamic Republic of) :55743 cases
The United Kingdom :38172 cases
Turkey :20921 cases
Switzerland :19706 cases
Belgium :16770 cases
Netherlands :15723 cases
Canada :11732 cases
Austria :11525 cases
Republic of Korea :10156 cases
Portugal :9886 cases
Brazil :7910 cases
Israel :7030 cases
Sweden :6078 cases
Australia :5454 cases
Norway :5208 cases
Ireland :4273 cases
Czechia :4190 cases
Russian Federation :4149 cases
Denmark :2507 cases
Chile :3737 cases
Poland :3383 cases
Malaysia :3333 cases
Romania :3183 cases
Ecuador :3163 cases
Philippines :3018 cases
Japan :2935 cases
India :2902 cases
Luxembourg :2612 cases
Pakistan :2450 cases
Saudi Arabia :2179 cases
Indonesia :2092 cases
Thailand :2067 cases
Finland :1615 cases
Greece :1613 cases
Mexico :1510 cases
United Arab Emirates :1505 cases
South Africa :1505 cases
Dominican Republic :1488 cases
Serbia :1476 cases
Panama :1475 cases
Peru :1414 cases
Iceland :1364 cases
Argentina :1265 cases
Algeria :1171 cases
Colombia :1161 cases
Singapore :1114 cases
Ukraine :1096 cases
Croatia :1079 cases
Qatar :1075 cases
Egypt :985 cases
Estonia :961 cases
Slovenia :934 cases
Iraq :878 cases
Morocco :858 cases
New Zealand :824 cases
Lithuania :771 cases
Armenia :736 cases
International conveyance (Diamond Princess) :712 cases
Bahrain :688 cases
Hungary :678 cases
Republic of Moldova :591 cases
Bosnia and Herzegovina :586 cases
Lebanon :520 cases
Cameroon :509 cases
Tunisia :495 cases
Latvia :493 cases
Bulgaria :485 cases
Kuwait :479 cases
Kazakhstan :460 cases
Slovakia :450 cases
Azerbaijan :443 cases
Andorra :442 cases
North Macedonia :430 cases
Cyprus :396 cases
Costa Rica :396 cases
Puerto Rico :378 cases
Uruguay :369 cases
Albania :333 cases
Réunion :321 cases
Jordan :310 cases
Burkina Faso :302 cases
Oman :277 cases
Afghanistan :270 cases
Cuba :269 cases
Belarus :254 cases
San Marino :252 cases
Uzbekistan :241 cases
Viet Nam :239 cases
Honduras :222 cases
Senegal :219 cases
Côte d’Ivoire :218 cases
Nigeria :210 cases
occupied Palestinian territory :205 cases
Ghana :205 cases
Malta :202 cases
Mauritius :186 cases
Faroe Islands :179 cases
Montenegro :160 cases
Sri Lanka :159 cases
Georgia :157 cases
Democratic Republic of the Congo :148 cases
Kyrgyzstan :144 cases
Venezuela (Bolivarian Republic of) :144 cases
Martinique :138 cases
Brunei Darussalam :134 cases
Kosovo[1] :132 cases
Bolivia (Plurinational State of) :132 cases
Guadeloupe :130 cases
Mayotte :128 cases
Kenya :122 cases
Niger :120 cases
Jersey :118 cases
Cambodia :114 cases
Guernsey :114 cases
Isle of Man :114 cases
Trinidad and Tobago :97 cases
Gibraltar :95 cases
Paraguay :92 cases
Rwanda :89 cases
Guam :84 cases
Liechtenstein :76 cases
Bangladesh :70 cases
Madagascar :70 cases
Aruba :62 cases
French Guiana :57 cases
Guinea :52 cases
Djibouti :51 cases
Guatemala :50 cases
Uganda :48 cases
Jamaica :47 cases
El Salvador :46 cases
Barbados :45 cases
Congo :41 cases
French Polynesia :39 cases
Togo :39 cases
Zambia :39 cases
Monaco :37 cases
United States Virgin Islands :37 cases
Mali :36 cases
Bermuda :35 cases
Ethiopia :35 cases
Cayman Islands :28 cases
Bahamas :24 cases
Sint Maarten :23 cases
Saint Martin :22 cases
Gabon :21 cases
Myanmar :20 cases
Eritrea :20 cases
United Republic of Tanzania :20 cases
Maldives :19 cases
Guyana :19 cases
New Caledonia :18 cases
Haiti :18 cases
Libya :17 cases
Syrian Arab Republic :16 cases
Equatorial Guinea :15 cases
Guinea-Bissau :15 cases
Mongolia :14 cases
Saint Lucia :13 cases
Benin :13 cases
Namibia :13 cases
Curaçao :11 cases
Dominica :11 cases
Lao People's Democratic Republic :10 cases
Greenland :10 cases
Sudan :10 cases
Grenada :10 cases
Suriname :10 cases
Angola :10 cases
Mozambique :10 cases
Seychelles :10 cases
Eswatini :9 cases
Zimbabwe :9 cases
Northern Mariana Islands (Commonwealth of the) :8 cases
Saint Kitts and Nevis :8 cases
Central African Republic :8 cases
Fiji :7 cases
Holy See :7 cases
Somalia :7 cases
Antigua and Barbuda :7 cases
Chad :7 cases
Liberia :7 cases
Nepal :6 cases
Saint Barthélemy :6 cases
Mauritania :6 cases
Bhutan :5 cases
Montserrat :5 cases
Nicaragua :5 cases
Turks and Caicos Islands :5 cases
Cabo Verde :5 cases
Botswana :4 cases
Gambia :4 cases
Anguilla :3 cases
Belize :3 cases
British Virgin Islands :3 cases
Saint Vincent and the Grenadines :3 cases
Burundi :3 cases
Malawi :3 cases
Bonaire, Sint Eustatius and Saba :2 cases
Sierra Leone :2 cases
Papua New Guinea :1 cases
Timor-Leste :1 cases
Redaktur & Reporter : Adek