Hari Minggu lalu, Indonesia telah menerima 1,2 juta dosis vaksin Sinovac buatan China dan masih menunggu 1,8 juta dosis vaksin susulan, beserta bahan bakunya, yang dapat diolah hingga menghasilkan 45 juta dosis.

Paket susulan tersebut diperkirakan akan sampai tahun depan.

BACA JUGA: Uni Emirat Arab Bersaksi Tentang Keampuhan Vaksin China

Vaksin yang dikenal dengan nama CoronaVac tersebut namun masih membutuhkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan sebelum diedarkan ke masyarakat luas.

Warga di Bali dikabarkan akan menjadi penerima pertama vaksin tersebut, dengan tujuan agar pulau tersebut dapat berubah "menjadi zona hijau awal tahun depan", menurut laporan kantor berita China, Xinhua.

BACA JUGA: Mengambil Risiko Tertular Virus Corona dengan Ikut Mencoblos Pilkada 2020

Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sedang dalam proses menerbitkan sertifikat halal untuk vaksin tersebut.

Sementara itu beberapa negara lain juga sedang mempersiapkan peluncuran vaksin COVID-19. Sejauh mana perkembangannya?

BACA JUGA: Pekerja Lepasan di Australia Sedang Diusahakan Agar Bisa Jadi Pekerja Tetap

Inggris Photo: Margaret Keenan, nenek berusia 90 tahun asal Inggris, menjadi penerima vaksin pertama di negara tersebut. (ABC)

 

Inggris merupakan negara pertama di dunia yang secara resmi mengesahkan penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 dan sudah didistribusikan pekan ini.

Selasa kemarin (8/12), program penyuntikan vaksin massal resmi dijalankan di Inggris dengan penyuntikan Pfizer dan BioNTech di bahu seorang nenek berusia 90 tahun bernama Margaret Keenan.

"Saya merasa sangat diistimewakan sebagai orang pertama yang menerima vaksin COVID-19," ungkapnya gembira.

"Ini adalah kado ulang tahun terbaik yang pernah ada, karena ini berarti saya bisa menghabiskan tahun baru dengan keluarga dan teman setelah selama hampir setahun sendirian."

Sekitar 800.000 dosis vaksin akan diedarkan kepada 70 rumah sakit di Inggris, yang juga telah memesan 40 juta dosis vaksin bagi sepertiga populasi negaranya.

Setiap warga akan menerima dua suntikkan agar dapat kebal dari virus corona. Kanada

Kanada akan menerima dosis pertama dari vaksin Pfizer menjelang akhir bulan Desember dengan jutaan dosis lainnya menyusul tahun depan.

Pihak berwenang Kanada berharap dapat menerima enam juta dosis vaksin dari Pfizer dan Moderna akhir Maret nanti.

Jumlah dosis tersebut cukup untuk disuntikkan pada tiga juta warga Kanada, yang akan mendapat dua suntikkan dari dua vaksin yang berbeda, dalam selang waktu satu bulan.

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan bahwa sebanyak 249.000 dosis vaksin Pfizer akan tiba di negara tersebut bulan ini, dengan tiga juta dosis sisanya menyusul di awal tahun 2021.

Suku asli Kanada di sana akan menjadi "populasi yang diprioritaskan" serta menjadi salah satu penerima pertama dari vaksin tersebut.

Karena alasan logistik, juru bicara Pemerintah Kanada mengatakan tiga wilayah utara di negaranya telah meminta vaksin Moderna yang tidak harus disimpan dalam ruangan dingin seperti Pfizer. Photo: Vaksin pertama Pfizer COVID-19 telah didistribusikan ke Inggris. (AP: Gareth Fuller, pool)

  Jerman

Jerman rencananya akan memulai vaksinasi virus corona di awal tahun 2021, menurut kepala staff Kanselir Angela Merkel.

Pihak berwajib Uni Eropa akan mengumumkan keputusannya terkait penerimaan vaksin pertama yang dapat digunakan pada tanggal 29 Desember nanti.

Namun, Jerman masih mempersiapkan tempat pusat vaksinasi khusus negara tersebut.

Helge Braun, yang merupakan staff Angela Merkel, sekaligus seorang dokter, mengatakan mereka akan disuntikkan vaksin "ketika sudah saatnya".

Angka infeksi virus corona di Jerman telah menjadi sangat stabil sejak penutupan sebagian di negara tersebut dilakukan sejak tanggal 2 November, namun belum turun sepenuhnya. Brasil

Negara bagian dengan populasi terbesar di Brasil, yaitu São Paulo, berencana untuk mulai melakukan vaksinasi pada tanggal 25 Januari nanti.

São Paulo berencana untuk menggunakan vaksin Sinovac dari China, yang masih menunggu izin edar dari badan kesehatan Anvisa.

Gubernur negara bagian tersebut, João Doria, sering bertentangan dengan Presiden Jair Bolnosaro soal vaksin, dengan mengkritik China yang agresif dan menuduh Sinovac tidak kredibel.

Bila sukses, peluncuran lebih awal tersebut akan menjadi poin tambahan bagi João yang berencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden, melawan Jair Bolnosaro di pemilihan tahun 2022.

Hingga saat ini, Brasil masih menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak nomor tiga di dunia, dengan 6,6 juta kasus, dan negara dengan kematian terbanyak nomor dua, yaitu lebih dari 177.000. Amerika Serikat

Minggu ini, panel penasihat Administrasi Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat akan meninjau permintaan pemberian izin penggunaan vaksin Pfizer.

Kantor Presiden Trump mengatakan imunisasi pertama dapat dilakukan 24 hingga 36 jam setelah izin diberikan.

Namun, persediaan awal vaksin tersebut akan dijatah dan penyuntikkannya diperkirakan tidak akan tersedia dalam jumlah besar sampai musim semi tahun depan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menyarankan agar petugas kesehatan dan pasien panti jompo lebih diprioritaskan ketika suntikan pertama sudah bisa diberikan.

Vaksin Pfizer dan Moderna, yang juga akan ditinjau kembali oleh FDA bulan ini, akan diberikan kepada warga Amerika sebanyak dua dosis selang beberapa minggu. Photo: Penyuntikkan vaksin buatan Rusia di Moskow. (Reuters)

  Rusia

Vaksin baru yang dikeluarkan Rusia bernama Sputnik V sedang diedarkan dalam negeri menyusul usaha vaksinasi massal di Moscow yang akan berlangsung akhir pekan lalu.

Tentara di daerah timur Rusia bernama Zabaykalsky Krai, telah disuntikkan vaksin tersebut Senin kemarin.

Sputnik V harus disimpan dalam ruangan bersuhu 18 derajat Celsius dan diedarkan menggunakan mobil van kecil yang dilengkapi pendingin.

Sebanyak 2.000 dosis vaksin sisanya direncanakan akan tiba di daerah Chelyabinsk akhir tahun ini dan akan diberikan pada tenaga kesehatan, guru, polisi, dan pekerja sosial, menurut laporan media lokal.

Peneliti vaksin mengatakan vaksin tersebut memiliki efektivitas lebih dari 95 persen, meski ada kritikan yang mengatakan vaksin tersebut belum melewati uji coba ketiganya. China

Pemerintah provinsi di China sedang memesan vaksin virus corona yang dibuat dalam negeri, walaupun ahli kesehatan belum mengatakan seberapa baik kualitasnya atau bagaimana vaksin tersebut dapat diberikan kepada 1,4 juta warganya.

Pengembang vaksin kini sedang mempercepat pengetesan tahap akhir, menurut Menteri Luar Negeri China dalam rapat bersama PBB minggu lalu. Video: Yilu Wu was given the first of two shots of a vaccine candidate produced by pharmaceutical company Sinovac. (ABC News)

 

Bahkan tanpa persetujuan tahap akhir, lebih dari satu juta tenaga kesehatan dan lainnya yang berisiko lebih tinggi untuk tertular virus telah disuntikkan vaksin eksperimen dari Sinovac dan Sinopharm, di bawah izin penggunaan darurat.

Pengembang belum mengungkap seberapa efektif vaksin buatan mereka dan belum memberikan keterangan tentang efek samping yang mungkin terjadi

Pemerintah China belum mengemukakan seberapa banyak warganya yang akan disuntikkan vaksin, tapi Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan mengatakan penjaga perbatasan negara dan warga di populasi berisiko tinggi harus diprioritaskan.

Diproduksi oleh Natasya Salim dari artikel dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca di sini.

Ikuti berita seputar pandemi Australia dan lainnya di ABC Indonesia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau ke Australia? Ini Aturan Karantina dan Pengecualiannya

Berita Terkait