Indonesia Mengharapkan Perdagangan yang Lebih Setara dengan China

Rabu, 13 Januari 2021 – 22:55 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kanan) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi (kiri) di Jakarta, Rabu (13/01/2020). Foto: ANTARA/Yashinta Difa)

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan pentingnya mengupayakan perdagangan yang meningkat dan lebih seimbang dengan China, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

“Dalam kaitan ini, saya menyambut baik naiknya ekspor Indonesia ke China pada tahun lalu sebesar lebih 10 persen, di saat perekonomian global menghadapi guncangan yang berat akibat pandemi,” kata Retno saat menyampaikan pernyataan pers bersama dengan Wang Yi di Jakarta, Rabu (13/1).

BACA JUGA: Ogah Mirip China, Taiwan Lakukan Perombakan

Selain itu, Menlu Retno juga menggarisbawahi perlunya mengatasi hambatan perdagangan, terutama yang menyangkut akses pasar bagi ekspor produk unggulan Indonesia ke China seperti produk perikanan, buah tropis, sarang burung walet, dan kelapa sawit.

Defisit neraca perdagangan Indonesia dengan China selama periode Januari-November 2020 menurun sebesar 66,67 persen.

BACA JUGA: China Dituduh Anti-Islam, tetapi Populasi Etnis Muslim Terus Melonjak Tajam

Namun, berdasarkan informasi dari KBRI Beijing yang dihimpun ANTARA, pada periode tersebut Indonesia masih mengalami defisit sebesar USD 3,2 miliar (sekitar Rp 45,4 triliun) dalam perdagangan dengan China---meskipun jumlahnya menurun tajam dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang mencapai USD 9,6 miliar (sekira Rp 135,9 triliun).

Dari sisi ekspor, nilai ekspor Indonesia ke China sepanjang 2020 tercatat sebesar USD 33,1 miliar (sekitar Rp 459,8 triliun).

BACA JUGA: China Bakal Produksi Vaksin Sputnik V

Indonesia menempati posisi ke-14 negara pengekspor ke China dengan komoditas utama besi dan baja, kertas dan karton, tembaga, alas kaki, karet, dan alumunium.

Selain perdagangan, Menlu Retno juga menyinggung pentingnya kedua negara untuk terus meningkatkan kerja sama investasi yang berkualitas, ramah lingkungan, dan dapat menyerap tenaga kerja Indonesia.

Salah satu kerja sama konkret yang disepakati adalah studi kelayakan untuk pembangunan Bendungan Lambakan di Kalimantan Timur. Penandatanganan dokumen kerja sama dilakukan di sela-sela kunjungan Menlu Wang Yi di Indonesia.

Menurut Wang Yi, Indonesia dan China telah mengembangkan kerja sama ekonomi yang menunjukkan stabilitas rantai industri dan pasokan, serta kerja sama perdagangan dan investasi yang tetap tumbuh meskipun di tengah tantangan pandemi COVID-19.

“Ini akan memperbarui kekuatan kita dan membangun fondasi untuk pemulihan ekonomi kita setelah COVID-19,” ujar dia. (ant/dil/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler