Indonesia Menyambut Baik Bahan Negosiasi untuk Para Menteri

Senin, 10 Desember 2018 – 18:20 WIB
Nur Masripatin sebagai National Focal Point Indonesia untuk UNFCCC di COP24 Katowice. Polandia. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, POLANDIA - Delegasi Indonesia menyambut baik kesimpulan persidangan the Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA), the Subsidiary Body for Implementation (SBI) and the Ad Hoc Working Group on the Paris Agreement (APA), dengan proposal dari kesimpulan APA Co-Chairs-SBI-SBSTA.

Ini yang akan diteruskan untuk dipertimbangkan pada COP-24 UNFCCC, sebagai dasar untuk pertimbangan lebih lanjut dalam persidangan level menteri minggu depan.

BACA JUGA: Inilah Bukti Indonesia Terdepan Kesepakatan Perubahan Iklim

“Kami memiliki harapan yang tinggi untuk meninggalkan Katowice dengan hasil yang seimbang - komprehensif, dihasilkan dari proses yang transparan, inklusif, dan sesuai dengan keinginan party (party driven process), dan berlaku untuk semua dengan tetap mempertahankan prinsip Common but Differentiated Responsibilities and Respective Capabilities (CBDR–RC)," ungkap Nur Masripatin sebagai National Focal Point Indonesia untuk UNFCCC, usai menghadiri penutupan persidangan SBSTA,  SBI dan APA pada COP24 UNFCCC di Katowice, Polandia, Sabtu malam (8/12) waktu setempat.

SBSTA adalah salah satu dari dua badan pendukung permanen untuk Konvensi yang ditetapkan oleh COP/CMP.

BACA JUGA: Duh, Mangrove di Sekitar Pelabuhan Benoa Mulai Rusak

Ini mendukung kerja COP, CMP dan CMA melalui penyediaan informasi dan saran yang tepat waktu mengenai hal-hal ilmiah dan teknologi yang berkaitan dengan Konvensi, Protokol Kyoto dan Perjanjian Paris.

SBSTA dan SBI bekerja bersama dalam isu-isu lintas sektoral yang menyentuh bidang keahlian, termasuk kerentanan negara berkembang terhadap perubahan iklim dan langkah-langkah respon, diskusi di bawah Mekanisme Teknologi, Komite Adaptasi. SBSTA dan SBI bertemu secara paralel, dua kali setahun.

BACA JUGA: Slurrrp...Yuk Coba Minum Jus Cacing

Sedangkan APA merupakan persidangan yang bersifat sementara untuk membahas persiapan implementasi dari pasal-pasal Paris Agreement.

Mewakili Delegasi  Indonesia, Nur Masripatin menyampaikan penghargaan yang mendalam kepada semua tim presidency dalam kepemimpinan dan upaya dalam memandu proses negosiasi untuk menyelesaikan Program Kerja Perjanjian Paris.

“Penghargaan tulus kami juga diberikan kepada Kepresidenan COP untuk kepemimpinan, dan kepada orang-orang Polandia atas keramahan mereka”, kata Nur yang hadir bersama 196 negara lainnya.

Nur Masripatin mengatakan selama plenary hari Jumat - Sabtu untuk memperoleh berbagai masukan,  tim sekretariat berhasil meramu semua masukan dan konsen dari party. 

“Ini penting karena sebelum ke Persidangan Penutupan COP pada 14 Desember 2018 diperlukan pertemuan dengan para menteri untuk menfinalkan draft yang disusun selama seminggu ini yang kemudian akan disebut sebagai Katowice Ooutcome," jelas Nur Masripatin.  

Delegasi Indoensia mengakui kemajuan negosiasi yang baik dalam hal facilitation and compliance, global stock take, serta Common time frame untuk NDC.

“Kami mencatat sejumlah masalah penting yang perlu diselesaikan, termasuk diferensiasi dalam kaitannya dengan ICTU dan accounting untuk NDC. Pada Kerangka Transparansi, Indonesia ingin menegaskan kembali bahwa MPG yang komprehensif dan seimbang untuk Transparancy Framework antara tindakan dan dukungan, dan antar elemen dalam tindakan dan dalam dukungan," ucap Nur.

“Penekanan kita dalam intervensi penutupan persidangan ini sangat penting karena merupaka isu-isu inti Perjanjian Paris dan  sangat terkait dengan pelansanaan NDC dalam negeri,  apalagi substansi yang disusun ini sebagai bahan untuk Ministrial Level Meeting”, lanjutnya.

Tentang non-PAWP, Indonesia menyambut baik kesimpulan tentang kerja bersama Koronivia tentang pertanian (pekerjaan yang sedang berjalan) serta gender and climate change.

“Kami juga senang bahwa para pihak dapat mencapai konsensus tentang "Komunitas Lokal dan platform masyarakat Adat"/Local community and Indegenous People, platform yang kami harap dapat lebih meningkatkan peran LCIP dalam agenda aksi iklim," Nur menegaskan dalam intervensi Indonesia

Dengan prinsip bahwa tidak ada yang disetujui sampai semuanya disepakati, delegasi Indonesia memiliki keyakinan bahwa semua pihak akan mempertahankan komitmen untuk mencapai hasil nyata dalam Katowice.

“Indonesia berharap untuk mendukung kepemimpinan Anda dengan bekerja sama secara konstruktif dengan para pihak lainnya”,  kata Bu Nur menutup Intervensi Indonesia pada penutupan yang dihadiri lebih dari 1000 orang.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Delegasi Indonesia mendorong Penyelesaian Katowice Outcome


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Menteri Siti   KLHK   COP24  

Terpopuler