Indonesia Negara Terbesar Penghasil Sawit, Jangan Sampai Kehilangan Momen & Jadi Pemain Minor

Rabu, 08 Juli 2020 – 10:10 WIB
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar acara Journalist Fellowship & Training 2020 Batch I. Foto tangkapan layar Zoom

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pengawas BPDP Kelapa Sawit Rusman Heriawan menuturkan pentingnya meningkatkan produksi sawit, baik di dalam maupun luar negeri.

Pasalnya, tak sedikit yang saat ini membuat citra sektor sawit buruk dengan mengeluarkan isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

BACA JUGA: Saatnya Generasi Milenial Dukung Industri Sawit Nasional

"Sawit ini merupakan komoditas utama di Indonesia, tetapi saat ini sawit sedang memasuki isu-isu negatif kampanye hitam di dalam maupun di luar negeri. Kebaikan sawit ini jarang sekali diungkap dan disampaikan kepada publik, padahal ini sangat penting," ujar Rusman dalam diskusi yang digelar oleh BPDPKS bertema Journalist Fellowship & Training 2020 Batch I.

Rusman tidak ingin sektor sawit dikuasai oleh negara luar, mengingat kekayaan sawit di Indonesia sangat berlimpah. 

BACA JUGA: Maksimalkan Kampanye Positif Tentang Sawit, BPDPKS Gandeng Para Jurnalis

Di mana sawit mendorong pertumbuhan ekonomi 3,5 persen dari total produk domestik bruto (PDB). Kemudian rata-rata kontribusi ekspor sawit terhadap ekspor nonmigas untuk lima tahun terakhir sebesar 13,6 persen.

Dia tak ingin nasib sawit berakhir seperti komoditas lain, contohnya kopi, teh dan tebu yang menempatkan Indonesia sebagai 'pemain' kecil karena tidak diurus dengan baik oleh pemerintah.

BACA JUGA: BPDPKS Kembali Ajak Generasi Milenial Ikut Sebarkan Informasi Tentang Industri Sawit

Padahal, Rusman melihat Indonesia masih memiliki potensi besar untuk terus mengenjot industri sawit menjadi primadona di kelasnya.

"Indonesia negara terbesar penghasil sawit terbesar setelah Malaysia, tantangannya adalah bagaimana meningkatkan ekspor kita, kalau tidak itu, akan suram. Kita bisa menjadi pemain minor, contoh kopi, teh kalau tidak diurus dengan baik bisa kalah dari negara lain, begitupun dengan sawit," seru Rusman.

"Jangan melihat sawit dalam kepentingan saat ini, kami ingin pengelolaan sawit ini tidak hanya untuk generasi sekarang saja, tetapi untuk keberlangsungan anak cucu nanti. Kampanye positif juga untuk kepentingan anak cucu," sambungnya.

Untuk itu, Rusman mengajak semua pihak untuk bersama-sama memajukan sektor sawit demi keberlangsungan perkonomian Indonesia yang lebih baik dan juga supaya anak cucu bisa menikmati kekayaan sawit.

"Bayangkan kalau kita punya kepentingan sesaat jangan sampai sawit tidak berkembang. Kita jangan sampai ketinggalan momentum, makanya kami tidak ingin sawit yang kita banggakan nasibnya juga berakhir seperti komoditas-komoditas lainnya," tandasnya.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler