Indonesia Perkuat Kerja Sama Investasi dengan Korsel

Jumat, 07 Juli 2017 – 03:47 WIB
Airlangga Hartarto (pidato). Foto: Kemenperin

jpnn.com, JAKARTA - Korea Selatan masih menjadi salah satu mitra strategis bagi Indonesia.

Karena itu, Indonesia berupaya memperkuat kerja sama industri dan investasi dengan Korea Selatan.

BACA JUGA: Genjot E-commerce, Pos Indonesia Gaet Industri Rumah Tangga

Salah satunya adalah rencana pembangunan pabrik petrokimia oleh LG International.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan, LG dan PT Duta Firza telah sepakat mendirikan industri petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat, dan Masela di Maluku.

BACA JUGA: Rusia Gencar Ekspansi Nuklir ke Indonesia

Nilai investasi pabrik petrokimia tersebut mencapai USD 1,3 miliar.

Pabrik itu ditargetkan memproduksi satu juta ton metanol per tahun.

BACA JUGA: Soal Kampung Pelangi, Malaysia Diminta Belajar dari Indonesia

Proyek mereka akan membutuhkan 90 mmscfd natural gas dengan ekspektasi harga USD 1 per mmbtu.

”Saat ini, LG masih melakukan feasibility study di Bintuni,” kata Airlangga, Rabu (6/7).

Selain itu, Kemenperin menjajaki peluang kerja sama dengan Korea Selatan untuk berinvestasi di sektor e-commerce.

Upaya tersebut dilakukan dalam rangka memacu pengembangan industri kecil dan menengah di Indonesia.

Menurut Airlangga, Lotte ingin mengubah tujuan utama pasar ekspor dari Tiongkok ke Indonesia.

”Kami juga telah mengusulkan agar perusahaan kosmetik Korea Selatan bisa ekspansi ke Indonesia. Misalnya, untuk proses packaging,” jelasnya.

Bukan hanya ritel, Lotte juga berminat terjun ke sektor keuangan, terutama perusahaan pembiayaan. Raksasa Korsel itu sedang mengurus izin di regulator.

”Kami pun menawari mereka untuk ambil peluang di start-up bila ingin membangun financial company. Seperti yang dilakukan perusahaan Jepang. Contohnya, Softbank,” ungkapnya.

Berdasar catatan BKPM, Korea Selatan adalah investor nomor tiga terbesar di Indonesia.

Di sektor industri manufaktur, perusahaan-perusahaan Korea Selatan berkontribusi hingga 71 persen dari total investasi USD 7,5 miliar selama lima tahun terakhir. (agf/c23/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Investasi, Pemerintah Revisi DNI


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler