Indonesia Rawan Gempa, Masyarakat Diimbau Mulai Membangun Bangunan Lebih Kokoh

Jumat, 13 September 2024 – 10:45 WIB
Diskusi “Memperkuat Kesiapsiagaan Bencana melalui Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi [Strengthening Disaster Preparedness through Science, Technology, and Innovation]” dan juga “Membangun Infrastruktur yang Tangguh [Building Resilience Infrastructure]” dalam rangkaian Asia Disaster Management and Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) 2024. Foto: Ryana Aryadita/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA PUSAT - Perwakilan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, (PUPR) Lutfi Faizal mengatakan korban jiwa saat bencana sering kali disebabkan oleh kerusakan bangunan atau infrastruktur, bukan oleh bencana itu sendiri.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Lutfi saat diskusi “Memperkuat Kesiapsiagaan Bencana melalui Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi [Strengthening Disaster Preparedness through Science, Technology, and Innovation]” dan juga “Membangun Infrastruktur yang Tangguh [Building Resilience Infrastructure]” dalam rangkaian Asia Disaster Management and Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) 2024.

BACA JUGA: Mitigasi Bencana Perlu Diperkuat karena Indonesia Rawan Gempa

Dia menyebut Indonesia terletak di wilayah rawan bencana. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan infrastruktur bahkan industrialisasi teknologi kebencanaan agar mampu menghadapi kemungkinan bencana, termasuk megathrust.

“Keruntuhan bangunan atau infrastruktur umumnya disebabkan oleh ketidaksesuaian terhadap standar desain dan konstruksi tahan gempa saat proses pembangunan,” ucap Lutfi di JIExpo, Kemayoran, Kamis (12/9).

BACA JUGA: Imbau Warga Waspada, PVMBG: Bandung Barat Masuk Kawasan Rawan Gempa Bumi

Menurut dia, penting untuk mengubah mindset agar warga Indonesia dapat membangun bangunan dengan lebih baik dan lebih aman.

“Penilaian risiko terhadap kemungkinan kegagalan bangunan perlu dilakukan sebelum bencana terjadi, daripada harus menghadapi risiko setelah terjadi bencana,” kata dia.

BACA JUGA: Indonesia Rawan Gempa, BSN Terbitkan SNI Penanggulangan Bencana

Hal ini dipertegas pula oleh Miyamoto International, sebuah organisasi yang ahli dalam risiko gempa bumi dan fokus pada rekayasa ketahanan gempa serta pengurangan risiko bencana.

Perwakilan Miyamoto International Bill Marsden menuturkan sebelum membangun, perlu dilakukan penilaian teknis yang tepat untuk bangunan dan infrastruktur.

“Dengan langkah ini, kami dapat membangun kembali kota-kota dengan lebih aman,” kata dia.

Miyamoto International sendiri bekerja sama mereka adalah dengan BPBD DKI dalam melakukan pengkajian terhadap beberapa bangunan sekolah di area Jakarta.

Sementara itu, terkait beredarnya isu gempa megathrust yang aman mengguncang Indonesia, Deputi Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati menuturkan pihaknya telah menyiapkan berbagai hal.

Salah satunya adalah edukasi kepada masyarakat.

“Kami sudah melakukan beberapa kegiatan kesiapsiagaan dan apel simulasi di beberapa titik yang sudah dilakukan di Banyuwangi, Mentawai, Banten, Pandeglang, Banten, Pandeglang,” tutur Raditya.

BNPB, kata dia, juga melibatkan TNI, Polri, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Pramuka.

“Bahkan unsur masyarakat yang ada di sekitar wilayah yang memiliki program, misalnya desa tangguh bencana di kawasan pesisir,” tambahnya. (mcr4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Daftar Nama Daerah Rawan Gempa, Luhut Panjaitan: Harus Kita Waspadai


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler