BACA JUGA: SBY Minta Tiket KA Kelas Ekonomi Tetap
’’OPEC memahami situasi Indonesia sebagai net oil importer,’’ kata Gubernur OPEC untuk Indonesia Maizar Rahman melalui pesan singkatnya, Rabu (10/9).Menurut dia, peserta konferensi dan Indonesia sepakat dengan status suspensi keanggotaan
BACA JUGA: Tidak Serius Mereformasi Birokrasi
’’Bila situasinya sudah memungkinkan,’’ terangnya.Dengan demikian, Indonesia mengakhiri keanggotaan selama 47 tahun di OPEC
BACA JUGA: Revitalisasi Kereta Api Jawa-Sumatera Dimulai
Indonesia juga satu-satunya wakil Asia di OPEC.Keputusan keluar dari OPEC yang didengungkan pemerintah sejak Mei lalu itu dipicu oleh produksi minyak mentah yang terus turun, dari 1,6 juta barel per hari (bph) pada 1996 menjadi hanya sekitar 970 ribu bph tahun iniTahun depan produksi diperkirakan kembali turun ke angka 960 ribu bph.
Di sisi lain, konsumsi BBM di Indonesia terus meningkat yang hingga kini mencapai 1,3 juta bphKondisi itu membuat Indonesia menyandang predikat net oil importerSebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia akan bergabung lagi dengan OPEC jika produksi minyak kembali meningkat’’Jika produksi kita sudah kembali pada level yang memberi kita status net oil exporter, saya pikir kita segera kembali ke OPEC,’’ ujarnya.
Menanggapi kemungkinan Indonesia kembali menjadi anggota OPEC, pengamat perminyakan Kurtubi menilai hal itu membutuhkan waktu panjangSebab, lanjut dia, upaya menggenjot produksi minyak tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat’’Mungkin sepuluh tahun lagiSaat itu produksi bisa di atas konsumsi, dan Indonesia kembali jadi net exporter,’’ katanya.
Menurut dia, upaya menaikkan produksi tidak bisa dilakukan dengan hanya mengandalkan lapangan-lapangan minyak yang sudah ada saat ini (eksisting) yang terus mengalami penurunan alamiah atau natural declining rate 13 persen tiap tahun’’Tetapi, harus dengan penemuan-penemuan cadangan baru,’’ terangnya.
Hal senada diungkapkan pengamat perminyakan dari Reforminer Institute Pri Agung RakhmantoMenurut dia, sulit bagi Indonesia menaikkan produksi secara signifikan dalam lima tahun ke depanApalagi, konsumsi BBM nasional naik 6-7 persen per tahun’’Jadi, meski OPEC membuka kesempatan untuk bisa masuk lagi, prediksi saya, itu akan sulit tercapai dalam lima tahun ke depan,’’ ujarnya.
Selain berpamitan, Indonesia memanfaatkan momen sidang OPEC tersebut untuk menjalin kerja sama bilateral dengan beberapa negaraMenurut Maizar Rahman, di luar agenda sidang, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengadakan pertemuan bilateral dengan menteri dari Aljazair, Iraq, dan Equador’’Pertemuan dilakukan untuk kerja sama eksplorasi dan produksi migas di negara-negara tersebut maupun impor minyak mentah dan elpiji dari Aljazair,’’ katanya.
Pangkas Produksi
Hal penting lain yang diambil dalam sidang OPEC kemarin adalah keputusan memangkas produksi minyak OPECMenurut Maizar, 13 anggota OPEC melihat bahwa dunia cukup mendapatkan pasokan minyak’’Karena itu, OPEC memutuskan kembali pada tingkat produksi September 2007, yakni 28,8 juta barel per hariItu termasuk Angola dan Equador, serta di luar Indonesia dan Iraq,’’ terangnya.
Dengan kembali ke level produksi 28,8 juta bph, berarti OPEC memangkas produksi harian 520 ribu barelSebelumnya, Minggu lalu (7/9), Maizar mengatakan, para petinggi OPEC memang sudah mencapai kesepakatan tidak resmi (unofficial) untuk menjaga harga minyak agar tidak terus turunCaranya, memangkas produksi minyaknya.
Meski hanya memasok sekitar 37 persen dari total kebutuhan minyak dunia, OPEC tetap memiliki peran signifikan dalam memengaruhi fluktuasi harga minyak duniaKeputusan OPEC tersebut langsung direaksi pasar, sebagaimana dilansir AFPPada perdagangan pagi kemarin di Asia, minyak jenis light sweet untuk pengiriman Oktober naik USD 84 sen menjadi USD 104,10 per barelSementara north brent sea naik USD 63 sen menjadi USD 100,97 per barel(owi/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minim, Konsumsi Baja Nasional
Redaktur : Tim Redaksi