“Sebagai negara berkembang, daya saing industri baja Indonesia masih kalah dibanding industri baja di negara berkembang lain seperti India,” ujar Ketua Umum Asosiasi Industri Baja dan Besi Indonesia (Indonesian Iron & Steel Industry Association/IISIA), Fazwar Bujang, Selasa (9/9).
Menurut dia, industri baja nasional kurang memiliki landasan kuat untuk berkembang. Ini bisa dipahami karena sejumlah persoalan yang masih mengganjal
BACA JUGA: Bursa Suram, Lelang SUN Gagal
Disamping itu, konflik industri di sektor hilir maupun hulu masih terus muncul sehingga menimbulkan kurangnya harmonisasi antarindustri
BACA JUGA: Ribuan Ton Gula Rafinasi Disita
“'Hampir semua industri baja, di luar KS (Krakatau Steel), Gunung Garuda maupun Ispat (anak perusahaan ArcelorMittal), kurang memiliki program terpadu,” lanjutnya.Dirut PT Krakatau Steel itu mengatakan, kurang adanya kesamaan persepsi menyebabkan ketergantungan terhadap bahan baku impor masih tinggi
BACA JUGA: PLN Mulai Cicil Utang ke Pertamina
“Jangan sampai potensi konsumsi yang besar hilang begitu saja karena saat ini impor baja masih sangat tinggi, dibanding produksi,” ungkapnya.Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-Juni 2008, impor baja nasional melonjak sekitar 30 persen dari 4,54 juta ton pada periode sama tahun lalu menjadi 5,88 juta tonSementara volume produksi baja domestik hanya sekitar dua 2 juta tonTingkat produksi itu boleh dikatakan stagnan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya“Kondisi ini pada akhirnya menciptakan jurang kesenjangan yang semakin lebar terhadap konsumsi sehingga memicu impor besar-besaran,” tuturnya.
Terpisah, Wakil Ketua IISA, Irvan Kamal Hakim, menjelaskan pihaknya juga harus mengawasi masuknya baja impor ilegal yang tidak membayar bea masuk (BM)Dari beberapa tempat, importir memanfaatkan celah aturan antidumpingJika hal ini dibiarkan, menurut Irvan, hal itu akan mengganggu pasar baja di dalam negeri“Banyak industri yang kolaps karena ketergantungan terhadap baja impor sangat tinggiItu lambat laun harus dikurangi dengan mengkonsumsi baja nasional yang semakin kompetitif,” jelasnya. (wir/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keponakan Jusuf Kalla Akuisisi Tol Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi