jpnn.com, JAKARTA - Anggota Fraksi Demokrat DPR RI Didi Irawadi meminta pemerintah bisa lebih tegas menyikapi konflik bersenjata antara Rusia-Ukraina.
Contohnya, pemerintah bisa meminta Rusia menarik prajurit negara beribu kota Moskow itu keluar dari Ukraina demi menempuh jalan damai.
BACA JUGA: AKBP Triyadi Ungkap Sosok RR, Pemilik Rumah yang Digerebek Prajurit TNI AL, Ternyata
"Indonesia harus berani meminta Rusia mundur dari Ukraina. Mendesak penyelesaian damai kedua belah pihak," kata Didi melalui layanan pesan, Selasa (1/3).
Anggota Komisi IX DPR RI itu mengatakan masyarakat sipil tentu menjadi pihak yang dirugikan akibat invasi Rusia ke Ukraina.
BACA JUGA: Puan Ingin Panglima TNI dan Kapolri Cukup Jalan Kaki 10 Menit Jika ke Istana di IKN Nusantara
Warga sipil akan terhimpit dari sisi ekonomi dan berpotensi menjadi korban pelanggaran HAM.
"Indonesia harus meminta agar situasi ini dapat segera dihentikan dan semua pihak agar menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi," beber kepala Departemen Luar Negeri dan Keamanan Nasional Partai Demokrat itu.
BACA JUGA: Ini Lho Rumah RR yang Digerebek Prajurit TNI AL Tengah Malam, Ditemukan 75 Pria dan Wanita
Kemenlu sebelumnya sudah menyampaikan sikap resmi menyikapi konflik antara Ukraina dengan Rusia di Twitter akun @Kemlu_RI, Kamis (24/2) kemarin.
Kemenlu menyatakan bahwa penghormatan terhadap tujuan dan prinsip piagam PBB dan hukum internasional, termasuk soal integritas wilayah dan kedaulatan, penting untuk terus dijalankan.
"Serangan militer di Ukraina tidak dapat diterima. Serangan juga sangat membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam perdamaian," tulis pernyataan kementerian yang dipimpin Retno Marsudi itu.
Indonesia pun meminta agar situasi antara Rusia dan Ukraina dapat segera dihentikan.
Semua pihak diharapkan bisa menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi.
"Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah nyata guna mencegah memburuknya situasi," tulis Kemenlu dalam keterangannya di Twitter. (ast/fat/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan