Indonesia Tarik Duta Besar Dari Australia

Senin, 18 November 2013 – 16:45 WIB
Perdana Menteri Australia, Tony Abbot dan Presiden Susilo Bambang Yodhoyono. Foto: setkab.go.id

jpnn.com - JAKARTA - Indonesia memerintahkan Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema untuk kembali ke Tanah Air. Keputusan ini merupakan reaksi atas pemberitaan aksi penyadapan yang dilakukan badan intelijen Australia, Directorate Signals Defense (DSD) terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa pejabat tinggi lainnya.

"Kita memutuskan memanggil pulang duta besar di Canberra untuk melakukan konsultasi dengan pemerintah," ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Pejambon, Jakarta, Senin (18/11).

BACA JUGA: ForDIS Sulsel Dideklarasikan

Marty menegaskan, kabar tentang penyadapan itu berdampak sangat serius terhadap hubungan Indonesia dan Australia. Karena itu, lanjutnya, akan sangat sulit bagi duta besar menjalankan tugasnya dalam kondisi tersebut.

Marty tidak dengan tegas mengatakan bahwa penarikan itu bersifat permanen. Namun, ia mengisyaratkan bahwa Dubes Nadjib akan berada di Tanah Air dalam waktu yang lama.

BACA JUGA: Polisi Boleh di Ruang Sidang MK, Massa Pendukung Dilarang Masuk

"Saya tidak bisa katakan apakah satu hari atau dua hari. Yang jelas kami lakukan evaluasi dan konsultasi hari per hari. Tapi saya sarankan kepada bapak Dubes jangan cuma bawa cabin bag (tas bepergian)," ujar Marty. (dil/jpnn)

BACA JUGA: Merasa Tak Nyaman Jadi Korban Penyadapan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Istana: Penyadapan Berpotensi Ganggu Hubungan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler