jpnn.com, JAKARTA - Indonesia saat ini tengah menanti ancaman hukuman dari Badan Antidoping Dunia (WADA). Jika sanksi itu jadi dijatuhkan, Indonesia terancam tidak bisa menyelenggarakan event di level regional, dunia dan kontinental.
Tidak hanya itu, nama Indonesia dan bendera Merah Putih juga tidak bisa dicantumkan seperti halnya kontingen Rusia pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu yang menggunakan nama Russian Olympic Committee (ROC).
BACA JUGA: Gawat! Indonesia Masuk Daftar Hitam Badan Antidoping Dunia, Ini Dampaknya
Menanggapi hal tersebut, Kabid Luar Negeri PP PBSI Bambang Roedyanto saat ini sedang berkoordinasi dengan Badminton World Federation (BWF) untuk membicarakan terkait ancaman sanksi dari WADA terhadap Indonesia.
Indonesia sendiri rencananya akan menggelar tiga turnamen bulu tangkis internasional bertajuk Indonesia Master (16-21 November), Indonesia Open (23-28 November) dan BWF Tour Final (1-5 Desember).
BACA JUGA: Cek Jadwal Thomas dan Uber Cup di Sini: Ajang Pembuktian Indonesia
Terkait hal itu, PBSI menegaskan ketiga turnamen itu akan terus berjalan dan siap dilaksanakan di Bali pada November mendatang.
"Turnamen di Bali dipastikan tidak ada masalah. Bisa terus berlangsung sesuai jadwal. Tiga turnamen itu masih bisa dlangsungkan," ungkap Roedyanto dalam rilis yang diterima jpnn.com.
BACA JUGA: Thomas Cup: Indonesia Tak Lagi Jadi Favorit, Dianggap Masih Punya Lubang
Penggunaan nama Indonesia dalam ajang tersebut juga masih diizinkan oleh BWF karena ketiga turnamen tersebut sudah masuk dalam kalender tahunan.
"Dari pihak BWF tidak ada masalah, bisa jalan terus karena kejuaraan tersebut sudah lama dijadwalkan," tambah Roedy.
Hal lainnya seperti tidak digunakannya nama Indonesia di berbagai kejuaraan dunia seperti Sea Games, Asian Games, serta yang terdekat Thomas dan Uber Cup, Roedy belum bisa berkomentar banyak.
"Kami menunggu arahan dan menanti bagaimana sikap pemerintah Indonesia menyikapi masalah ini. Saya mewakili PBSI belum bisa berkomentar banyak dan menunggu pernyataan pemerintah terlebih dahulu," pungkasnya.
Selain Indonesia, negara lainnya yang masuk daftar hitam WADA ialah Thailand dan Korea Utara.
Dalam laman Reuters, disebutkan WADA menilai Indonesia dan Korea Utara tidak patuh menerapkan program pengujian antidoping yang efektif.
Adapun Thailand dianggap tidak menerapkan standar antidoping yang ditetapkan.(pbsi/mcr16/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Muhammad Naufal