Indosat Tak Perlu Spin Off

Jumat, 26 Desember 2008 – 01:58 WIB
JAKARTA – PltMenko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati memutuskan unit usaha fixed line dan selular PT Indosat Tbk tidak perlu dipisah (spin off) untuk memenuhi ketentuan daftar negatif investasi (DNI).  Keputusan ini diambil berdasarkan jalan tengah antara pelaksanaan prinsip grandfathering (perusahaan yang sudah ada tidak terpengaruh aturan baru) dan DNI

BACA JUGA: Bank Aktif Cari Tambahan Modal

”Keputusan itu diambil berdasarkan landasan bahwa keputusan masa lalu yang dihormati,” kata Sri Mulyani di kantornya Rabu (24/12)


Qatar Telecom (Qtel) bisa menguasai saham Indosat hingga 65 persen setelah membeli saham STT Singapore di Indosat sebanyak 40,8 persen pada harga USD 1,8 miliar pada Juni 2008

BACA JUGA: Omzet Jasa Konstruksi di APBN Tembus Rp 168 T

Qtel lalu bisa melakukan tender offer atas sisa saham publik sebesar 24,2 persen, sehingga kepemilikan sahamnya  Qtel di Indosat maksimal menjadi 65 persen


Berdasarkan aturan DNI yang baru, asing hanya bisa memiliki saham di sektor telekomunikasi selular hingga 65 persen

BACA JUGA: Sales Ritel Tembus Rp 70 T

Sedangkan untuk selular, dibatasi maksimal hanya 49 persenPolemik muncul setelah Menkominfo MNuh meminta Indosat melepas unit fixed line-nya jika ingin menguasai saham hingga 65 persen

Menko mengatakan, pembatasan hingga 65 persen itu merupakan hal yang paling tepatIndosat juga tidak perlu memisah unit usahanya”Tidak (perlu spin off)Karena Indosat itu punya dua divisi(Kalau di spin off), orang yang pegang saham Indosat akan menjadi bingung, yang mana nanti,” kata Sri Mulyani.

Keputusan pemerintah itu membuat Qtel makin mantap menyiapkan tender offer pada awal Januari 2009 dengan harga Rp 7.388 per lembarKetua Qtel Group sekaligus Presiden Komisaris Indosat Sheikh Abdullah bin Mogammed bin Saud Al Thani menyambut positif keputusan pemerintahDengan tidak perlu spin off, keutuhan unit usaha Indosat tetap terjaga dan terintegrasi”Ini menempatkan Indosat dalam posisi yang baik untuk bersaing agresif di masa mendatang,” katanya dalam siaran persnya, Kamis (25/12)

Keputusan ini juga diyakini Qtel bisa memberikan citra positif atas iklim investasi IndonesiaSheikh Abdullah mengatakan tingkat kepercayaan investor akan makin meningkat”Ini akan membantu menarik lebih banyak investasi ke IndonesiaSehingga akan membawa manfaat untuk ekonomi dan Indonesia,” katanya. (sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bakrie Alihkan Utang ke Kreditor Asing


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler