jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidikan Abad 21 Indra Charismiadji mengatakan banyaknya negara yang menolak kedatangan warga Indonesia akibat tingginya angka kasus positif Covid-19 di tanah air, berimbas pada pelajar.
Banyak di antara siswa dan mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di luar negeri bahkan terbentur dengan pembatasan tersebut. Namun, hal itu kini bisa diatasi dengan mengikuti kuliah online.
BACA JUGA: Imbauan Kemendikbud kepada Perguruan Tinggi terkait Kuliah Daring
Menurut Indra, sejak 1 Desember 2020, Arizona State University (ASU) telah mengumumkan secara resmi bahwa mereka telah bekerja sama dengan Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) untuk membawa program kuliah dalam jaringan (daring) bergelar penuh bagi WNI.
ASU merupakan perguruan tinggi negeri di Amerika Serikat dengan predikat sebagai peringkat 1 persen teratas perguruan tinggi dunia, dan universitas paling inovatif menawarkan program kuliah daring internasional bergelar penuh (strata 1 dan strata 2).
BACA JUGA: Respons Tegas Ketum GP Ansor soal Bentrok Laskar FPI vs Polisi
Program ini memberikan kesempatan tidak hanya bagi mereka yang telah lulus SMA/SMK. Siswa yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas pun bisa mengikuti program perkuliahan untuk semua jurusan.
"Program ini selain mempersingkat waktu kuliah dan meringankan biaya, tetapi juga memastikan aman dari pandemi Covid-19 tanpa mengorbankan mutu," kata Indra yang juga direktur CERDAS, Selasa (8/12).
BACA JUGA: 6 Anggota FPI Tewas, Habib Rizieq Keluarkan Instruksi
Soal mutu, Indra memastikan hal itu tetap terjaga. Sebab ketika sudah diterima sebagai mahasiswa akan tetap kuliah dengan dibimbing para profesor dari Arizona State University.
Program kemitraan ini juga menawarkan sebuah konsep baru yang disebut Early College Experience, yaitu 26 mata kuliah dari berbagai fakultas yang dapat diambil siswa SMA. Dengan mengikuti program ini, para siswa bisa menyelesaikan sampai empat semester semua mata kuliah yang dibutuhkan menyelesaikan gelar S1.
Artinya, setelah lulus SMA, peserta program ini cukup menyelesaikan sisa empat semester lagi. Baik dengan melanjutkan program daring, kuliah tatap muka di Arizona State University, maupun pindah kuliah ke perguruan tinggi lain yang diinginkan karena mata kuliah tersebut dapat ditransfer.
Program yang ditawarkan dari kemitraan internasional ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk mengikuti lebih dari 117 gelar S1 dan 104 pada jenjang S2 dari berbagai fakultas.
"Melalui proses negosiasi yang panjang, akhirnya program ini bisa berjalan di Indonesia dengan biaya yang sangat terjangkau. Jauh bila dibandingkan dengan biaya kuliah tatap muka normal,’ terang Indra.
Dia menambahkan, dalam menghadapi tantangan abad 21, anak Indonesia tidak lagi hanya berwawasan lokal tetapi harus internasional, inilah ciri SDM unggul era digital.
Sementara Angela Zhao, International Program Director Arizona State University Prep Digital mengatakan, program kuliah online ini merupakan solusi tepat dalam menjalankan program perguruan tinggi di tengah pandemi yang sangat tidak menentu ini.
Selain itu, para mahasiswa tetap dapat belajar untuk menyelesaikan gelar kesarjanaannya tanpa harus meninggalkan rumah, biaya sangat terjangkau.
"Bila pandemi telah berakhir, mereka dapat melanjutkan kuliah secara tatap muka baik di Arizona State University maupun di perguruan tinggi lain di seluruh dunia karena mata kuliahnya dapat ditransfer," pungkas Angela.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad