jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pendidikan Indra Charismiadji mengimbau para guru honorer agar tidak berharap banyak dengan pengadaan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja atau PPPK 2022.
Praktisi pendidikan ini memprediksi nasib PPPK 2022 akan lebih buruk daripada 2021.
BACA JUGA: Perkembangan Terbaru soal PPPK 2022, Guru Honorer Negeri dan Lulus PG Jangan Khawatir
Sebab, ujar Indra, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tidak memiliki konsep yang jelas.
"Saya memprediksi PPPK 2022 gagal total, karena Kemendikbudristek tidak punya konsep jelas," kata Indra Charismiadi di Jakarta, Jumat (11/3).
BACA JUGA: Pemkab Batang akan Merekrut 887 PPPK, Paling Banyak Formasi Guru
Dia bahkan memastikan 193 ribuan guru honorer yang lulus passing grade PPPK tahap 1 dan 2 itu tidak akan terakomodasi seluruhnya di tahun ini, dan akan banyak yang menangis.
Indra juga mengungkapkan bahwa sejumlah kepala daerah menyampaikan kondisi anggarannya, yang ternyata dana alokasi umum (DAU) yang ditransfer kepada daerah itu diduga dipotong.
BACA JUGA: Ibu-Ibu kepada Bobby Nasution: Terima Kasih Pak Wali, Semoga Kami tidak Kebanjiran Lagi
Pembayarannya pun dicicil, sehingga pemerintah daerah (pemda) sangat kesulitan mengalokasikan anggaran gaji PPPK guru.
"Mau bukti? Lihat saja PPPK guru 2021. Nasibnya bagaimana, kan, enggak jelas," cetusnya.
Sebanyak 293 ribuan guru negeri dan swasta lulus PPPK tahap 1 dan 2.
Namun, sampai hari ini yang diserahkan SK PPPK masih minim, belum mencapai 25 persen.
Indra melihat hal tersebut karena daerah kesulitan fiskal.
Pengadaan PPPK guru 2021 malah menimbulkan masalah baru di masing-masing daerah.
"Pengakuan sejumlah kepala daerah, DAU yang diterima sangat kecil. Jadi, yang ditransfer Rp 5 miliar misalnya, tetapi pemda harus mengeluarkan uang Rp 10 miliar, kan, nombok," ucapnya.
Dia mengaku kasihan kepada para guru honorer karena mereka selalu mau saja dikasih janji-janji. Saat diberikan angin segar sedikit, para guru honorer pun langsung adem. "Guru honorer seharusnya tetap kritis. Jangan diberikan janji sedikit langsung iya-iya saja," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Boy
Reporter : Mesya Mohamad