Indra Charismiadji Sebut Program Nadiem Makarim Cuma Ganti Nama, Miskin Inovasi

Senin, 19 Oktober 2020 – 18:43 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan soal Asesmen Nasional 2021. Ilustrasi Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidikan abad 21 Indra Charismiadji mengkritisi kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Menurutnya, program Nadiem selama setahun hanya ganti nama dari para Mendikbud sebelumnya.

BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Makarim: Saya Kagum dan Bangga

"Saya melihat program pendidikan Mendikbud Nadiem Makarim bukan hal baru. Semuanya cuma ganti nama dan miskin inovasi," kata Indra kepada JPNN.com, Senin (19/10).

Dia menyebutkan program Nadiem Makarim selama setahun seperti Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, Program Organisasi Penggerak (POP), penghapusan Ujian Nasional (UN), dan penyederhanaan kurikulum, yang dicanangkan oleh Kemendikbud, bukanlah inovasi baru.

BACA JUGA: Indra Charismiadji Sebut Cara Nadiem Makarim Mirip Politikus

Sebab, program tersebut tidak berbeda jauh dengan sekolah inti, rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), dan sekolah rujukan yang merupakan program Mendikbud pada periode-periode sebelumnya.

Begitu juga program guru inti, guru pembelajar, dan  pengembangan keprofesian bekelanjutan (PKB) untuk guru. Kemudian EBTANAS dan Ujian Nasional yang sekarang berganti menjadi Asesmen Nasional.

BACA JUGA: Kritik Indra Charismiadji ke Nadiem Makarim Makin Keras, Lugas

Indra  mengkritisi kurikulum yang selalu berganti bersamaan dengan pergantian Mendikbud sepertik kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), Kurikulum 2013, revisi Kurikulum 2013, dan penyederhanaan kurikulum. 

Program Merdeka Belajar sendiri belakangan diketahui merupakan merk dagang sebuah perusahaan asing yang kebetulan menjadi penasihat Mendikbud di mana mereka juga menjalankan konsep yang sama dengan POP di tahun 2019 lalu dengan nama KOP (Komunitas Organisasi Pendidikan) yang sebenarnya programnya tidak jauh berbeda dengan MGMP Reborn milik Kemendikbud di periode sebelumnya.

"Dari fakta-fakta tersebut jelas tidak ada inovasi baru pada program Kemendikbud, semuanya sebatas ganti nama saja, dan tentunya memakan anggaran lebih banyak," ujarnya. 

Dia mencontohkan untuk Ujian Nasional tahun 2020 anggarannya Rp 200 miliar. Sedangkan untuk Asesmen Nasional tahun depan anggaran melonjak menjadi Rp 1,4 triliun. 

"Kita semua berharap banyak pada Mendikbud Nadiem Makarim, untuk membuat banyak perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia sebagai tulang punggung program pembangunan SDM unggul. Sayangnya programnya cuma ganti nama," tandasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler