Indra Charismiadji Terus Menyoroti Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim

Kamis, 11 Juni 2020 – 09:56 WIB
Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekolah berbasis asrama di daerah zona hijau bisa dibuka sepanjang menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Keputusan tersebut disampaikan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat rapat virtual pada Rabu, 10 Juni 2020.

BACA JUGA: Menurut Indra, Mas Nadiem Makarim Enggak Berbuat Apa-apa

Rapat virtual tersebut dihadiri Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menag Fachrul Razi, Menkeu Sri Mulyani, Menteri (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menkes Terawan Agus Putranto, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.

Selain itu, Menkominfo Johnny G. Plate dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.

BACA JUGA: Pengamat: Nadiem Makarim dan Fachrul Razi Harus Hati-Hati

Sedangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tidak tampak.

Ketidakhadiran Mendikbud Nadiem ini disorot Pengamat dan Praktisi Pendidikan dari CERDAS (Center for Education Regulations and Development Analysis) Indra Charismiadji.

BACA JUGA: Nama Calon Kapolri Pengganti Jenderal Idham Azis Bermunculan, Ini Daftarnya

"Mengapa Mendikbud tidak ikut rapat yang sangat penting ini? Di manakah gerangan beliau berada?," kata Indra kepada JPNN.com, Kamis (11/6).

"Posisi Mas Nadiem sekarang beda loh. Posisinya Mendikbud loh, dan saat ini sekolah-sekolah menunggu keputusan pusat terkait pembukaan sekolah di masa new normal. Mereka butuh kepastian untuk menyiapkan diri juga," imbuhnya.

Mengenai keputusan pembukaan sekolah berasrama, lanjut Indra, pihak sekolah harus memastikan anak-anak serta tenaga pendidik dan kependidikan yang kembali masuk memang bebas dari COVID-19. Sebab, bisa saja banyak yang dari zona merah.

"Harus hati-hati ini takutnya banyak yang OTG (orang tanpa gejala). Makanya perlu ada swab test. Kalau hasilnya positif corona, jangan balik ke asrama karena bakal jadi klaster baru," ucapnya.

Sebaliknya, bila sudah di swab test dan hasilnya negatif, relatif lebih aman. Namun, harus tetap jaga jarak.

Untuk diketahui. Wapres Amin akhirnya membolehkan sekolah berbasis asrama di daerah-daerah zona hijau atau berkategori aman dari penyebaran COVID-19 kembali dibuka sepanjang menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Menurut Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi, rencana pembukaan sekolah berbasis asrama itu tidak hanya berlaku bagi pesantren, melainkan sekolah berbasis agama lain yang juga menerapkan sistem boarding school atau mondok di area sekolah.

"Pemerintah sangat perhatian dengan pendidikan di era COVID-19. Kali ini, fokusnya pendidikan asrama, baik Islam maupun non-Islam. Tujuannya agar lembaga pendidikan berasrama itu tidak menjadi klaster baru ketika (sekolah) sudah aktif kembali," kata Masduki dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (10/6).

Pemerintah mempersiapkan sarana tambahan, yang sesuai dengan protokol kesehatan penanganan COVID-19, bagi sekolah asrama.

KH Ma'ruf Amin berpesan agar setiap lembaga pendidikan tersebut disiapkan sanitasi yang memadai sesuai dengan standar kesehatan dari Kementerian Kesehatan.

Sejumlah kementerian dilibatkan dalam persiapan pembukaan sekolah tersebut, antara lain Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kemenkes, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Sementara itu, bagi sekolah asrama di kawasan kuning dan merah, yang ingin membuka kembali kegiatan belajar dan mengajarnya, diminta untuk berkoordinasi dengan tim gugus tugas di daerahnya guna memastikan keamanan bagi siswa dan masyarakat setempat. (esy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler