Menurut Indra, Mas Nadiem Makarim Enggak Berbuat Apa-apa

Kamis, 11 Juni 2020 – 06:59 WIB
Indra Charismiadji. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidikan dari CERDAS (Center for Education Regulations and Development Analysis) Indra Charismiadji menilai Mendikbud Nadiem Makarim belum menunjukkan prestasinya.

Hingga lebih satu semester mengurusi pendidikan, belum tampak gebrakan riil Nadiem selain pidato memukaunya.

BACA JUGA: Pengamat: Nadiem Makarim dan Fachrul Razi Harus Hati-Hati

Bahkan, saat memutuskan kapan sekolah akan dibuka di masa new normal, Nadiem tidak bisa berbuat banyak.

"Saya jadi bingung. Mas Menteri enggak buat apa-apa sama sekali. Kehebatannya dalam membuat aplikasi seperti tidak tampak. Padahal saat menuju new normal di masa pandemi COVID-19, pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi pilihan aman. Katanya kan jago aplikasi, tetapi kok enggak ada terobosannya ya," tutur Indra kepada JPNN.com, Kamis (11/6).

BACA JUGA: Ganjar Masih Menunggu Keputusan Resmi dari Mas Menteri Nadiem

Dia sangat berharap prestasi Mendikbud Nadiem sebagai pejabat publik urusan pendidikan sama cemerlangnya dengan mengurusi GoJek.

Saat pandemi yang notabene terjadi resesi ekonomi, perusahaan yang sahamnya masih dimiliki Nadiem dengan sukses mendapatkan suntikan dana dari Google, Tencent, Facebook, dan Paypal.

BACA JUGA: Perbuatan Zuraida Bersama 2 Pria Memang Sangat Keterlaluan, Oh, Dia Menangis

Sayangnya, prestasi gemilang itu tidak secerah urusannya sebagai mendikbud. Belum ada gebrakan apapun selain wacana dan rencana.

"Sayang sekali ya, untuk urusan pendidikan masih belum terlihat gebrakan nyata beliau apa. Apalagi saat masa pandemi yang memaksa siswa belajar jarak jauh dalam jaringan. Saya jadi meragukan kemampuan Mas Menteri. Apakah benar dia jago aplikasi," sergahnya.

Dia pun mengimbau Mendikbud Nadiem untuk tampil terdepan dalam urusan pendidikan.

Jangan bersembunyi di balik sosok Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma'aruf Amin untuk memutuskan apakah sekolah akan dibuka saat new normal atau tidak.

"Mas menteri harus punya alasan kuat bila sekolah dibuka atau tidak saat new normal. Misalnya setelah berdiskusi dengan kementerian/lembaga terkait, para pakar baik kalangan dokter anak, pakar virologi dan epidemiologi," tandasnya. (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler