Menurut Indra Charismiadji, Bos Bimbel tak Cocok jadi Staf Khusus Presiden

Jumat, 22 November 2019 – 16:08 WIB
Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji ikut mengomentari tujuh staf khusus Presiden Jokowi yang berasal dari kalangan muda. Salah satunya Adamas Belva Syah Devara, pemuda usia 29 tahun yang juga CEO Ruangguru.

Menurut Indra, terlepas dari kehebatan anak-anak muda yang dipilih presiden sebagai staf khusus, ada beberapa hal fundamental yang harus diberi catatan, khususnya dalam program pembangunan SDM.

BACA JUGA: Profil Adamas Belva Syah Devara, dari Keluarga Biasa kini di Istana sebagai Staf Khusus Presiden

"Demand vs supply usaha bimbingan belajar (Bimbel) itu. Demand akan naik saat mutu sekolah rendah. Makin rendah mutu sekolah akan semakin laku itu Bimbel," kata Indra dalam pesan elektroniknya, Jumat (22/11).

Sebaliknya, kata Indra, kalau sekolah mutunya makin meningkat, Bimbel jadi tidak laku.

BACA JUGA: Sosok Aminuddin Ma’ruf yang jadi Staf Khusus Presiden di Mata Arief Rosyid

Jadi, kalau arah pembangunan SDM bentuknya Bimbel apalagi online, tidak perlu dana Rp 500 triliun untuk pendidikan.

Diketahui, Presiden Jokowi menganggarkan alokasi sektor pendidikan di APBN 2020 sebesar Rp 505,8 triliun. Sementara, APBN 2019 menganggarkan Rp 492,5 triliun dana pendidikan.

BACA JUGA: Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia, Perempuan Tunarungu Menembus Batas

"Yang jadi pertanyaan, kira-kira presiden mau ke mana arahnya dalam pembangunan SDM ini? Seorang pengusaha Bimbel, apalagi dengan modal yang begitu besar, tidak akan membiarkan usahanya bangkrut. Artinya akan terus berupaya untuk membuat mutu sekolah buruk," bebernya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler