jpnn.com - SURABAYA - Industri alas kaki di Jawa Timur pada 2016 terkena dampak pelemahan ekonomi. Industri itu terancam kehilangan pasar ekspor sebesar 15 persen. Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jawa Timur Winyoto Gunawan menyatakan, daya saing industri sepatu di Jatim kalah menghadapi Vietnam.
''Vietnam telah mengambil pasar ekspor Indonesia. Belum lagi beberapa negara lainnya juga seperti Eropa Timur,'' katanya.
BACA JUGA: Pedagang Beras Tak Sanggup Hadapi Persaingan
Winyoto menuturkan, persaingan semakin ketat saat memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun ini. ''Kendala paling serius memang masalah kenaikan upah. Di industri ini kan upah berkontribusi 40 persen terhadap HPP (harga pokok penjualan),'' ungkapnya. Sementara itu, selisih upah pokok antara Vietnam dan Indonesia mencapai 32,5 persen, lebih rendah Vietnam.
''Yang perlu diwaspadai tahun ini juga penurunan permintaan ekspor dari Eropa Barat karena mereka beralih ke Eropa Timur,'' tuturnya.
BACA JUGA: Gawat! Vietnam Mulai Ambil Alih Posisi Indonesia
Salah satu alasan utamanya tingginya UMK (upah minimum kota) di Jatim tahun ini. Di Eropa Timur, rata-rata nilai upah mereka hanya berkisar 100 Euro sampai 120 Euro atau Rp 2 juta. Padahal, ekspor industri alas kaki Jatim ke Eropa Barat berkontribusi 25 persen dari total nilai ekspor industri tersebut.
Selain itu, buyer dari negara-negara di Eropa Barat terindikasi mengalihkan pesanan mereka ke Vietnam. ''Antara Vietnam dan Eropa Barat memiliki perjanjian kalau bea masuk produk alas kaki dari Vietnam terkena bea masuk 0 persen. Sedangkan dari Indonesia masih terkena bea masuk 9 persen,'' tuturnya.
BACA JUGA: Empat Ribu Perusahaan Asing Tunggak Pajak, Pemerintah kok Malah Ajukan Tax Amnesty?
Menurut Winyoto, selisih harga 9 persen itu cukup membuat industri alas kaki Jatim sulit bersaing. ''Pemerintah Indonesia harus bisa melobi negara-negara Eropa Barat agar bea masuk alas kaki impor dari Indonesia ke sana tidak terkena bea masuk,'' jelasnya.
UMK yang dinilai cukup besar pun membuat industri tersebut memilih mengajukan penangguhan UMK ke Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. Sedikitnya terdapat 23 perusahaan alas kaki di Jatim yang mengajukan penangguhan UMK 2016. (vir/c15/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keren Banget! Program Bupati Kudus Dipilih Jokowi jadi Pilot Project
Redaktur : Tim Redaksi