Menurut Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (Gamma) Ahmad Safiun, industri baja mengurangi kapasitas produksi sebesar 20-30 persen
BACA JUGA: Banyak Debitur Tak Paham KUR
Hal itu terjadi sejak krisis finansial globalBACA JUGA: ASEAN Sepakat Permudah Arus Perdagangan
’’Bukan hanya jumlah impor bahan baku turun, cara mendapatkannya (impor dengan L/C) menjadi lebih susah,’’ ujarnya Jumat (7/11).Selain itu, kata dia, pengurangan produksi terpaksa dilakukan akibat berkurangnya proyek properti dan konstruksi akibat merosotnya daya beli
BACA JUGA: Harga Premium Jadi Rp 5.500
Apalagi, perbankan diinstruksikan untuk memperketat KPR (kredit pemilikan rumah).Dia memperkirakan pengurangan volume produksi terus berlanjut hingga awal tahun depanMenurut dia, kinerja industri manufaktur masih akan berat akibat kondisi pasar yang lesu’’Kami berharap tidak sampai terjadi pengurangan karyawan,’’ katanya.
Dengan kondisi itu, dia memprediksi industri baja belum membukukan pertumbuhan hingga kuartal III laluSaat ini, kinerja industri manufaktur mundur akibat lonjakan cost saat daya beli turun’’Industri tertekan dari sisi produksi dan pasar,’’ ujar komisaris PT Indospring Tbk, produsen pegas otomotif, itu.
Kendati begitu, lanjut dia, produsen baja tak perlu khawatir dengan serbuan baja impor dari TiongkokSebab, produksi baja Tiongkok diperkirakan hanya akan terserap pasar di dalam negerinya’’Dengan jumlah penduduk besar, produksi baja Tiongkok akan habis dipakai sendiri,’’ katanya
Dia berharap pemerintah tanggap untuk membantu industri manufaktur karena jadi tumpuan ekonomi di dalam negeri’’Jika tidak, dampaknya bakal sangat besar, seperti PHK karyawan hingga banjir produk impor,’’ jelasnya(ina/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wapres Jamin Tak Ada Black Out
Redaktur : Tim Redaksi