JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menjamin tidak akan ada black out di sistem kelistrikan Jawa-Bali yang disebabkan kurangnya pasokan batu baraPemerintah akan memaksa seluruh kontraktor pertambangan batu bara memenuhi seluruh kebutuhan dalam negeri sebelum memenuhi kontrak ekspor.
’’Kontraktor pertambangan wajib memasok kebutuhan dalam negeri
BACA JUGA: BPK Siap Gelar Audit Investigasi Bank Indover
Kalau kebutuhan dalam negeri terpenuhi, baru boleh dieksporBACA JUGA: DPR Sayangkan Pemerintah Lamban
Itu juga bunyi kontraknya,” ujar Kalla di sela-sela peninjauan pembangunan PLTU Labuan di Pandeglang, Banten, kemarin (6/11).Kalla didampingi Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, Direktur Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM J
BACA JUGA: Per 1 Desember, Harga BBM Turun Rp 500
Sebelumnya, PLN menyatakan sistem kelistrikan Jawa-Bali terancam padam karena keterlambatan pasokan batu bara di lima pembangkit
Akibatnya, persediaan batu bara rata-rata kurang dari 30 hariPenyebabnya, antara lain, kontraktor memilih memenuhi kontrak ekspor yang harganya lebih tinggi dibanding harga dalam negeri’’Undang-undang mengatakan, batu bara itu milik negaraPerusahaan pertambangan, baik itu Arutmin, Adaro, atau KPC itu hanya kontraktor,” ujar Kalla.
”Republik sebagai pemilik batu bara menyatakan kontraktor hanya boleh mengekspor kalau kebutuhan dalam negeri terpenuhiKalau tidak terpenuhi, akan kita batasi ekspornya,” tegas Kalla.
Terkait rencana PLN menjajaki impor batu bara untuk memenuhi kebutuhan pembangkit di dalam negeri, Kalla menegaskan bahwa rencana tersebut tidak benar’’Sudah saya suruh tegur orang yang ngomong ituDia tidak mengetahui persoalanIntinya, tidak boleh impor selama persediaan batu bara di dalam negeri mencukupi,” tukasnya.
Terkait harga batu bara dalam negeri yang lebih murah dibanding harga batu bara ekspor, Wapres menegaskan, UU Minerba menyatakan harga batu bara untuk kebutuhan dalam negeri adalah harga ekspor terendah’’Kalau harga ekspor ada (USD) 100 (per ton), ada 80, ada 70, mereka harus menjual ke dalam negeri 70, yang termurah harganyaKontraknya berbunyi begitu, kontraktor harus mematuhi, walaupun harga ekspor lebih mahal,” tandasnya.
Tentang kesiapan pembangkit, Kalla menegaskan, tahun depan krisis listrik di Jawa akan teratasiPasalnya, mulai Maret 2009, sistem Jawa-Bali mendapat pasokan listrik dari PLTU Labuhan Unit 1 sebesar 300 MWPada Juli 2009, menyusul tambahan pasokan dari PLTU Tanjung Awar-Awar di Rembang, PLTU Indramayu, dan PLTU Labuan Unit 2’’Jadi pada pertengahan 2009 ada tambahan 2.000 MWInsya allah tidak akan ada lagi krisis listrik di Jawa-Bali,” tegasnya.
Menurut Kalla, tidak ada masalah dalam pembangunan pembangkit di JawaHanya pembangunan PLTU Tanjung Awar-Awar yang sedikit terhambat karena ditemukan ranjau di lokasi pembangunan’’PLTU di luar Jawa memang sempat terhambat karena tendernya belakangan dan harga baja dunia naik, sehingga kontraktor minta penyesuaian hargaTapi, harga baja sekarang sudah turun, jadi tidak butuh penyesuaian lagi,” tandasnya.
Wapres mengapresiasi PLN karena pembangunan PLTU Labuhan Unit 1 berjalan lebih cepat dari rencanaPLTU yang digarap konsorsium Truba Jurong dan Chengda Corporation itu kini telah selesai 82 persen, dari rencana 60 persen”First firing-nya maju dari awalnya September menjadi MaretItu artinya menghemat subsidi listrik Rp 5,4 triliun,” katanya.
Untuk mengejar target penyelesaian, PLN dan Chengda telah meminta kontraktor mekanikal Wika menambah 500 pekerja, menjadi sekitar 2.600 orang”Lebih dari 90 persen bagian elektrikal dan mekanikal sudah ada di siteHanya sedikit spare part yang belum sampai,” ujar Direktur Proyek PLTU Labuan Andi Paherangi. (noe/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahun Depan, Cukai Rokok Naik
Redaktur : Tim Redaksi