Industri Game Indonesia Makin Luar Biasa, tapi Belum Terkelola

Kamis, 27 Juli 2017 – 18:31 WIB
Aplikasi game Pokemon Go yang sempat membuat gamer kecanduan. Foto JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Era digital telah mendorong perkembangan industri game dan kreatif di Indonesia maju pesat. Berdasar data riset Newzoo, pasar game Indonesia terhitung sangat menjanjikan.

Namun, pelaku industri kreatif justru melontarkan peringatan agar pasar game di Indonesia bisa ditangani secara baik. Founder dan Kepala Bidang Games Cipta Kreasi Indonesia (CAKRA) Ivan Chen mengatakan, perkembangan pasar game perlu dikelola ketimbang menyisakan persoalan di kemudian hari.

BACA JUGA: Industri Kreatif Hanya Sumbang PDRB 5,1 Persen

"Kami CAKRA selaku asosiasi industri kreatif di Indonesia menyadari apabila hal ini tidak ditangani dengan cepat akan berdampak ketertinggalan perekonomian Indonesia secara signifikan di masa depan, khususnya industri kreatif dan game," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (27/7).

Pada 2015, pasar game di Indonesia mencetak pendapatan USD 321 juta. Jumlah itu melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi USD 704 juta pada akhir 2016.

BACA JUGA: 5 Kendala yang Mengadang Industri Kreatif

Sedangkan untuk semester pertama 2017, pasar game Indonesia sudah hampir menyentuh angka USD 900 juta dengan compound annual growth rate (CAGR) naik 200 persen setiap tahun dari tahun 2015.

Angka itu merupakan angka tertinggi di dunia. Sedangkan CAGR menjadi indikator yang lebih relevan dalam dunia ekonomi kreatif di negara-negara maju.

BACA JUGA: Sumsel Expo Targetkan Seribu Pengunjung per Hari

Dari besarnya potensi pasar industri game di Indonesia, porsi kue yang dikuasai pengembang lokal ternyata hanya kurang dari 1 persen. Sedangkan kualitas kemampuan sumber daya manusia, daya saing industri hingga skema program dan target pemerintah di sektor industri game masih berada di wilayah abu-abu.

Guna mencegah hal itu terjadi, CAKRA menginisiasi kerja sama dengan True Axion Interactive yang merupakan pemain global untuk meningkatkan daya saing dan kompetensi pengembang-pengembang lokal. Melalui kerja sama itu, CAKRA berupaya membentuk suatu ekosistem positif dengan membangun kolaborasi lintas sektor ekonomi kreatif dan melibatkan berbagai pihak terkait hingga dapat mempercepat akselerasi industri kreatif Indonesia.

"Pada akhirnya inisiasi ini kami harapkan dapat mendukung program pemerintah mencapai 50 persen kontribusi pengembang lokal di industri pasar game dan kreatif  Indonesia pada tahun 2020," katanya.

Kerja sama antara kedua pihak ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan mengedepankan program unggulan “1000 IP”. Kerja sama itu membuka kesempatan transfer teknologi dan proses manajemen lebih luas, terutama dalam mengakses pasar internasional.

“Secara kapabilitas, Indonesia tertinggal cukup jauh dari negara lain, kami mengamati perkembangan beberapa tahun terakhir ini dan menyadari Indonesia memiliki potensi luar biasa besar di industri game, diharapkan dengan berjalannya program 1000 IP pengembang lokal mampu menguasai tidak hanya pasar Indonesia namun juga mendapat akses ke pasar global”, tambah Ivan.

Chairwoman and CEO True Axion Interactive, Boonyawattanapisut menilai Asia Tenggara akan menjadi battleground berikutnya di peta industri video game. "Salah satu yang kami pilih adalah Indonesia dengan membantu pengembang lokal naik ke level berikutnya yakni bertaraf dan bersertifikasi internasional hingga mampu mengisi posisi strategis di dunia global,” paparnya.(ika/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Beberkan Kunci Keberhasilan Industri Kreatif


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler